Mempunyai teman yang bisa diandalkan itu
sangatlah menguntungkan. Sangat menyenangkan jika bisa selalu bersama, itu
adalah sebuah persahabatan.
“Kita akan butuh banyak bahan untuk membuat
kapal ini,” kata Yukio sambil memperlihatkan desain kapal selam miliknya.
“Kamu dapat dari mana?” tanya Haruka sambil
menggaruk punggung tangannya.
“Aku mendapatkan ini di meja kerja Ayahku,
tapi kurasa kapal ini sudah ada di laboratorim dan tinggal digunakan,” kata
Yukio.
“Jangan, kalau kita mengambilnya kita bisa
mati,” kata Hizu dan Hazu bersamaan.
“Baiklah, kita tak punya cara lain selain
mengumpulkan peralatan yang ada.”
Sore ini, mereka berbagi tugas untuk
mengambil, kasarnya mencuri berbagai peralatan yang mereka butuhkan. Meskipun
misi ini adalah misi yang mempunyai tingkat kesukaran tertinggi, tapi mereka
akan terus berusaha untuk mengetahui bagaimana itu dunia permukaan. Mereka
berencana untuk ke toko alat-alat di dekat kantor presiden, mereka akan memulai
operasi pada pukul 00.00. Alasan itu di ambil karena jam itu adalah jam
istirahat para penjaga, jadi mereka punya waktu satu jam untuk mengambil barang
secara bebas.
“Kita akan menyulap mobil ini menjadi kapal
selam! Mari berjuang!” Yukio memberi semangat yang mengebuh-gebuh.
Yukio menjelaskan secara mendetail, bagaimana
inti dari design itu. Mereka akan membuat mobil itu juga menjadi bisa terapung
saat naik kepermukaan dan menjadi mobil yang bisa beroperasi di atas air.
Mereka membutuhkan mesin yang tertulis di desain, mereka juga membutuhkan alat
pendeteksi bawah air dan itu ada toko.
***
“Ayo kita mulai,” ucap Yukio dengan pelan
sebelum menaiki tangga.
“Hinata dan Haruka, jaga di sini,” ucap Hazu.
“Jika terjadi apa-apa, gunakan alat komunikasi
kita untuk memberi tau,” timpal Hizu kepada mereka.
Yukio, Hizu, dan Hazu dengan perlahan menaiki
tangga. Mereka bertiga sudah mencapai salah satu pentilasi udara, sebagai
ketua, Yukio yang pertama masuk ke dalam pentilasi. Mereka sudah hafal betul
tempat ini, karena mereka selalu mencuri barang keperluan guild untuk
memperindah mobil yang mereka anggap basecamp itu.
“Yukio, cepat turun, kita sudah 10 menit di
atas sini,” ucap Hazu.
“Dasar bodoh, tunggu dulu!” gertak Yukio.
Perlahan Yukio menurunkan kakinya dan
menginjak sebuah tangga yang memang sudah lama di situ. Ia kemudian menyentuh
lantai toko dan mulai beraksi.
“Ambil alat las listrik di sana,” perintah
Yukio.
Hizu dan Hazu mengambil dua alat las listrik,
sedangkan Yukio masih mencari-cari beberapa barang untuk keperluan lain. Tiba-tiba,
tanda merah pada alat komunikasi mereka menyala. Secepat mungkin mereka
mengevakuasi barang curian. Di luar, dengan perasan was-was Hinata dan Haruka
menerima barang itu. Tak lupa memindahkan tangga tadi, Yukio dan Hiraki
bersaudara serta Hinata dan Haruka berjalan meninggalkan pusat kota dan menuju
pinggir kota tepatnya di basecamp mereka.
***
“Ini adalah beberapa alat yang kita butuhkan,
kita akan memulainya sekarang!” ucap Yukio dengan bersemangat.
“Sudah terlalu larut, Yukio-kun,” ucap Hinata.
“Tidak, ini adalah waktu yang paling tepat,
karena orang-orang akan curiga melihat kita, jika dikerjakan sore ataupun pagi
hari,” jelas Yukio.
Yukio mulai memotong jok tempat duduk mobil
dan mengubahnya menjadi semacam kokpit kapal. Cekatan jarinya mulai merubah
dalam mobil menjadi sedemikian rupa, bagian depan mobil di ubah menjadi untuk
dua orang.
“Tempat ini untuk Hizu dan Hazu,” sambil
memperbaikinya.
“Tunggu, biar aku yang menyelesaikan bagian
itu,” kata Hizu.
Malam begitu larut, sehingga Hinata dan Haruka
tumbang dan tertidur duluan di jok belakang mobil. Sedangkan, Yukio dan Hiraki
bersaudara sudah semakin merasakan kantuk juga. Akhirnya mereka berlima tidur
di basecamp.
***
“Yukio! Sudah beberapa minggu ini kau hanya
pulang untuk makan!” gertak Ibu Yukio.
“Yang jelas aku selalu pulang, dibandingkan
Ayah yang selalu di laboratorium,” balasnya.
“Kalimatmu itu kurang ajar, Ibu tidak pernah
mengajarkanmu seperti itu,” tambah Ibunya.
“Oh begitu, maafkan atas kelancanganku,” ia
melahap cepat makanannya, “Setelah ini aku tidak akan seperti ini lagi, kuharap
secepatnya.”
“Sudah makanlah cepat!”
Tak selang beberapa menit kemudian, Yukio
telah menghabiskan makanannya. Ia segere menemui Ibunya di ruang tengah, rumah
Yukio terletak dibagian selatan kubah kaca ini, jadi agak jauh dari basecamp.
Yukio langsung duduk di depan ibunya.
“Ibu mau membicarakan apa?” tanya Yukio sambil
memainkan jarinya.
“Ayahmu mencari desain kapal selam, tapi
hilang, kau tau di mana?” tanya Ibunya.
Tiba-tiba Yukio terlihat cukup kaget dengan
pertanyaan Ibunya, “Ah, aku tidak tau apa-apa tentang design itu,” ia berdiri,
“Baiklah, aku pergi dulu,” ia kemudian meninggalkan rumah.
***
Toko penyedia barang sudah merasakan keanehan
pada barang-barang yang mulai berkurang. Padahal, barang-barang tersebut sangat
jarang dicari oleh masyarakat. Kemudian, Shiro Mahiro selaku ketua pemimpin
toko langsung melapor ke kantor presiden.
“Kepala Keamaan Jiro, tolong tingkatkan
keamaan toko peralatan,” perintah presiden Yamato.
“Siap, Pak!”
Keadaan ini belum diketahui oleh GAIO, ini
akan mempersulit penyelesaian kapal selam rakitan mereka. Pembuatan kapal
tersebut sudah hampir jadi, sudah sekitar 70 hingga 80% sebelum memperkuat
bagian luar mobil alias kapal selam.