Pagi yang cerah di bawah sini. Jarak antara
permukaan air dan Mizu City terbilang tidak cukup jauh, cuma sekitar 40 hingga
60 meter saja. Jadi, jika melihat pagi atau malam sudah jelas. Beda saja jika
terjadi hujan atau mendung di atas sana. Lima remaja itu sedang berjalan di
pinggiran sungai buatan menuju basecamp mereka di sebelah barat Mizu City. Luas
Mizu City juga tidak terlalu luas, sekitar 78,5 km2. Diameter
lingkaran hanya 20 km, jadi sesuai perhitungan matematika, kita mendapatkan
luas seperti yang ditulis sebelumnya.
“Yukio! Jangan terlalu cepat!” keluh Haruka
yang memegang kedua lututnya.
“Jangan malas, ini masih pagi!” gertaknya.
“Kau terlalu kasar, Yukio-kun.”
Yukio memperlambat langkahnya setelah
mendengar kalimat itu. Tak salah lagi, kalimat itu berasal dari mulut mungil
Hinata. Haruka tak henti-hentinya mengomeli Yukio sedangkan Hizu dan Hazu hanya
tertawa melihat Haruka marah-marah tidak jelas. Beberapa saat kemudian, mereka
telah sampai di depan pintu masuk basecamp. Basecamp mereka adalah sebuah mobil
tua besar yang sudah tidak dipakai lagi. Lagipula, di Mizu City ada aturan yang
melarang penggunaan kendaraan bermesin karena dapat mencemari kadar oksigen di
dalam sini.
“Yukio-san, kita akan membahas apa hari ini?”
tanya Hazu sambil menyenderkan dagunya di bahu Yukio.
“Jauhkan kepalamu, bodoh!” Yukio menjauh,
“Kita akan membuat nama kelompok kita,” ucapnya.
“Baru mau dibuat? Kenapa tidak dari dulu?”
ucap Haruka beruntun.
“Ya! Kenapa tidak? Dasar bodoh!” ia kembali
berdiri di tengah yang lain, “Nama grup kita adalah Guild All in One atau GAIO!”
sambil mengepal kedua tangannya lalu di acungkan ke atas.
“Bagus,” ucap Hinata.
Yukio terlihat seperti tidak puas dengan
jawaban itu. Teman yang lain seakan mengerti, kemudian mereka berdiri dan
melakukan gaya seperti Yukio, lalu meneriakkan GAIO!
“Baiklah hari ini, senin, 6 April 2116,
kelompok kita bernama GAIO!”
***
Mizu City juga mempunyai pemerintahan. Mizu
City sendiri dipimpin oleh seorang presiden bernama Yamato Hira. Kantor
Pemerintah Mizu City terletak tepat di tengah. Selain sebagai pusat pengatur
keluar masuk oksigen dan penaikan panel surya, kantor ini juga berfungsi
sebagai tempat orang-orang bersalah dan mempunyai kesalahan berat dihukum. Di bagian
bawah kantor terdapat laboratorium dan di sebelah kanan kantor terdapat pusat
pembuatan alat-alat keperluan yang dipantau langsung oleh presiden.
“Bagaimana laporan perkembangan ekonomi kita?”
tanya pak presiden kepada ajudannya yang bernama Hitori.
“Sampai saat ini, kita masih dalam keadaan
stabil, Pak,” ucapnya.
“Jangan biarkan kejadian seperti kemarin
terulang, ingat itu.”
***
Senin, 2 Maret 2116
Seorang penduduk Mizu City melarikan sebuah
senjata api dari kantor keamanan dan menuju kantor presiden. Hal yang memalukan
ini terjadi karena keteledoran penjaga yang ketiduran disiang hari. Hari itu
presiden sedang mengadakan rapat dengan menteri, presiden mendapatkan luka
tembakan cukup serius di bahu kanannya. Sentak seluruh menteri kaget, orang
yang menembak langsung dibekuk oleh petugas keamanan kantor.
“Lemparkan dia keluar!”
Kemudian, atas perintah langsung dari
presiden. Orang itu kemudian di bawah ke ruangan pelemparan. Ia dipukuli
sebelum di masukkan ke dalam kapsul.
“Luncurkan,” ucapkan kepala keamanan Jiro
Hirata.
Orang itu kemudian dilesatkan dengan kecepatan
penuh yang di dorong oleh mesin berkekuatan kuat. Kapsul tersebut berhasil
menembus permukaan dan terlempar lebih jauh lagi kemudian mengikuti arus laut
yang tak diketahui ke mana perginya.
***
Mobil tua itu sudah tidak lama digunakan,
mereka berlima sudah lama menjadikannya tempat berkumpul. Yukio umurnya sudah
menginjak 16 tahun sedangkan yang lain masih 15 tahun, pantas saja Yukio merasa
dirinya menjadi seorang pemimpin. Ayah Yukio adalah pekerja di labarotorium
Mizu City, sebagai ahli fisika.
“Kapan kita bisa keluar sana?” ucap Hizu
sambil menempelkan wajahnya ke dinding kaca.
“Secepatnya, kita akan membuat sebuah kapal,”
ucap Yukio dengan mudahnya.
“Kau hanya suka bermimpi dan berkhayal,” ucap
Hinata dengan lirih.
Sekali lagi Yukio terdiam dibuatnya. Hazu dan
Haruka hanya duduk di atas mobil tua itu. Yukio selalu membayangkan, bagaimana
dunia permukaan itu. Di lahir dan besar di dalam kubah kaca ini, temannya yang
lain juga begitu. Jadi pantas saja kalau mereka sangat penasaran dengan dunia
asing di atas sana.
Bersambung...
2 Komentar
keren kakak
Replykeren kakak
ReplyPost a Comment