Go-Gumi: Chapter 01 - GAIO

Pagi yang cerah di bawah sini. Jarak antara permukaan air dan Mizu City terbilang tidak cukup jauh, cuma sekitar 40 hingga 60 meter saja. Jadi, jika melihat pagi atau malam sudah jelas. Beda saja jika terjadi hujan atau mendung di atas sana. Lima remaja itu sedang berjalan di pinggiran sungai buatan menuju basecamp mereka di sebelah barat Mizu City. Luas Mizu City juga tidak terlalu luas, sekitar 78,5 km2. Diameter lingkaran hanya 20 km, jadi sesuai perhitungan matematika, kita mendapatkan luas seperti yang ditulis sebelumnya.
“Yukio! Jangan terlalu cepat!” keluh Haruka yang memegang kedua lututnya.
“Jangan malas, ini masih pagi!” gertaknya.
“Kau terlalu kasar, Yukio-kun.”
Yukio memperlambat langkahnya setelah mendengar kalimat itu. Tak salah lagi, kalimat itu berasal dari mulut mungil Hinata. Haruka tak henti-hentinya mengomeli Yukio sedangkan Hizu dan Hazu hanya tertawa melihat Haruka marah-marah tidak jelas. Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di depan pintu masuk basecamp. Basecamp mereka adalah sebuah mobil tua besar yang sudah tidak dipakai lagi. Lagipula, di Mizu City ada aturan yang melarang penggunaan kendaraan bermesin karena dapat mencemari kadar oksigen di dalam sini.
“Yukio-san, kita akan membahas apa hari ini?” tanya Hazu sambil menyenderkan dagunya di bahu Yukio.
“Jauhkan kepalamu, bodoh!” Yukio menjauh, “Kita akan membuat nama kelompok kita,” ucapnya.
“Baru mau dibuat? Kenapa tidak dari dulu?” ucap Haruka beruntun.
“Ya! Kenapa tidak? Dasar bodoh!” ia kembali berdiri di tengah yang lain, “Nama grup kita adalah Guild All in One atau GAIO!” sambil mengepal kedua tangannya lalu di acungkan ke atas.
“Bagus,” ucap Hinata.
Yukio terlihat seperti tidak puas dengan jawaban itu. Teman yang lain seakan mengerti, kemudian mereka berdiri dan melakukan gaya seperti Yukio, lalu meneriakkan GAIO!
“Baiklah hari ini, senin, 6 April 2116, kelompok kita bernama GAIO!”
***
Mizu City juga mempunyai pemerintahan. Mizu City sendiri dipimpin oleh seorang presiden bernama Yamato Hira. Kantor Pemerintah Mizu City terletak tepat di tengah. Selain sebagai pusat pengatur keluar masuk oksigen dan penaikan panel surya, kantor ini juga berfungsi sebagai tempat orang-orang bersalah dan mempunyai kesalahan berat dihukum. Di bagian bawah kantor terdapat laboratorium dan di sebelah kanan kantor terdapat pusat pembuatan alat-alat keperluan yang dipantau langsung oleh presiden.
“Bagaimana laporan perkembangan ekonomi kita?” tanya pak presiden kepada ajudannya yang bernama Hitori.
“Sampai saat ini, kita masih dalam keadaan stabil, Pak,” ucapnya.
“Jangan biarkan kejadian seperti kemarin terulang, ingat itu.”
***
Senin, 2 Maret 2116
Seorang penduduk Mizu City melarikan sebuah senjata api dari kantor keamanan dan menuju kantor presiden. Hal yang memalukan ini terjadi karena keteledoran penjaga yang ketiduran disiang hari. Hari itu presiden sedang mengadakan rapat dengan menteri, presiden mendapatkan luka tembakan cukup serius di bahu kanannya. Sentak seluruh menteri kaget, orang yang menembak langsung dibekuk oleh petugas keamanan kantor.
“Lemparkan dia keluar!”
Kemudian, atas perintah langsung dari presiden. Orang itu kemudian di bawah ke ruangan pelemparan. Ia dipukuli sebelum di masukkan ke dalam kapsul.
“Luncurkan,” ucapkan kepala keamanan Jiro Hirata.
Orang itu kemudian dilesatkan dengan kecepatan penuh yang di dorong oleh mesin berkekuatan kuat. Kapsul tersebut berhasil menembus permukaan dan terlempar lebih jauh lagi kemudian mengikuti arus laut yang tak diketahui ke mana perginya.
***
Mobil tua itu sudah tidak lama digunakan, mereka berlima sudah lama menjadikannya tempat berkumpul. Yukio umurnya sudah menginjak 16 tahun sedangkan yang lain masih 15 tahun, pantas saja Yukio merasa dirinya menjadi seorang pemimpin. Ayah Yukio adalah pekerja di labarotorium Mizu City, sebagai ahli fisika.
“Kapan kita bisa keluar sana?” ucap Hizu sambil menempelkan wajahnya ke dinding kaca.
“Secepatnya, kita akan membuat sebuah kapal,” ucap Yukio dengan mudahnya.
“Kau hanya suka bermimpi dan berkhayal,” ucap Hinata dengan lirih.
Sekali lagi Yukio terdiam dibuatnya. Hazu dan Haruka hanya duduk di atas mobil tua itu. Yukio selalu membayangkan, bagaimana dunia permukaan itu. Di lahir dan besar di dalam kubah kaca ini, temannya yang lain juga begitu. Jadi pantas saja kalau mereka sangat penasaran dengan dunia asing di atas sana.

Bersambung...

2 Komentar

Post a Comment