Go-Gumi: Chapter 2 - Mari Kita Mulai!

Mempunyai teman yang bisa diandalkan itu sangatlah menguntungkan. Sangat menyenangkan jika bisa selalu bersama, itu adalah sebuah persahabatan.
“Kita akan butuh banyak bahan untuk membuat kapal ini,” kata Yukio sambil memperlihatkan desain kapal selam miliknya.
“Kamu dapat dari mana?” tanya Haruka sambil menggaruk punggung tangannya.
“Aku mendapatkan ini di meja kerja Ayahku, tapi kurasa kapal ini sudah ada di laboratorim dan tinggal digunakan,” kata Yukio.
“Jangan, kalau kita mengambilnya kita bisa mati,” kata Hizu dan Hazu bersamaan.
“Baiklah, kita tak punya cara lain selain mengumpulkan peralatan yang ada.”
Sore ini, mereka berbagi tugas untuk mengambil, kasarnya mencuri berbagai peralatan yang mereka butuhkan. Meskipun misi ini adalah misi yang mempunyai tingkat kesukaran tertinggi, tapi mereka akan terus berusaha untuk mengetahui bagaimana itu dunia permukaan. Mereka berencana untuk ke toko alat-alat di dekat kantor presiden, mereka akan memulai operasi pada pukul 00.00. Alasan itu di ambil karena jam itu adalah jam istirahat para penjaga, jadi mereka punya waktu satu jam untuk mengambil barang secara bebas.
“Kita akan menyulap mobil ini menjadi kapal selam! Mari berjuang!” Yukio memberi semangat yang mengebuh-gebuh.
Yukio menjelaskan secara mendetail, bagaimana inti dari design itu. Mereka akan membuat mobil itu juga menjadi bisa terapung saat naik kepermukaan dan menjadi mobil yang bisa beroperasi di atas air. Mereka membutuhkan mesin yang tertulis di desain, mereka juga membutuhkan alat pendeteksi bawah air dan itu ada toko.
***
“Ayo kita mulai,” ucap Yukio dengan pelan sebelum menaiki tangga.
“Hinata dan Haruka, jaga di sini,” ucap Hazu.
“Jika terjadi apa-apa, gunakan alat komunikasi kita untuk memberi tau,” timpal Hizu kepada mereka.
Yukio, Hizu, dan Hazu dengan perlahan menaiki tangga. Mereka bertiga sudah mencapai salah satu pentilasi udara, sebagai ketua, Yukio yang pertama masuk ke dalam pentilasi. Mereka sudah hafal betul tempat ini, karena mereka selalu mencuri barang keperluan guild untuk memperindah mobil yang mereka anggap basecamp itu.
“Yukio, cepat turun, kita sudah 10 menit di atas sini,” ucap Hazu.
“Dasar bodoh, tunggu dulu!” gertak Yukio.
Perlahan Yukio menurunkan kakinya dan menginjak sebuah tangga yang memang sudah lama di situ. Ia kemudian menyentuh lantai toko dan mulai beraksi.
“Ambil alat las listrik di sana,” perintah Yukio.
Hizu dan Hazu mengambil dua alat las listrik, sedangkan Yukio masih mencari-cari beberapa barang untuk keperluan lain. Tiba-tiba, tanda merah pada alat komunikasi mereka menyala. Secepat mungkin mereka mengevakuasi barang curian. Di luar, dengan perasan was-was Hinata dan Haruka menerima barang itu. Tak lupa memindahkan tangga tadi, Yukio dan Hiraki bersaudara serta Hinata dan Haruka berjalan meninggalkan pusat kota dan menuju pinggir kota tepatnya di basecamp mereka.
***
“Ini adalah beberapa alat yang kita butuhkan, kita akan memulainya sekarang!” ucap Yukio dengan bersemangat.
“Sudah terlalu larut, Yukio-kun,” ucap Hinata.
“Tidak, ini adalah waktu yang paling tepat, karena orang-orang akan curiga melihat kita, jika dikerjakan sore ataupun pagi hari,” jelas Yukio.
Yukio mulai memotong jok tempat duduk mobil dan mengubahnya menjadi semacam kokpit kapal. Cekatan jarinya mulai merubah dalam mobil menjadi sedemikian rupa, bagian depan mobil di ubah menjadi untuk dua orang.
“Tempat ini untuk Hizu dan Hazu,” sambil memperbaikinya.
“Tunggu, biar aku yang menyelesaikan bagian itu,” kata Hizu.
Malam begitu larut, sehingga Hinata dan Haruka tumbang dan tertidur duluan di jok belakang mobil. Sedangkan, Yukio dan Hiraki bersaudara sudah semakin merasakan kantuk juga. Akhirnya mereka berlima tidur di basecamp.
***
“Yukio! Sudah beberapa minggu ini kau hanya pulang untuk makan!” gertak Ibu Yukio.
“Yang jelas aku selalu pulang, dibandingkan Ayah yang selalu di laboratorium,” balasnya.
“Kalimatmu itu kurang ajar, Ibu tidak pernah mengajarkanmu seperti itu,” tambah Ibunya.
“Oh begitu, maafkan atas kelancanganku,” ia melahap cepat makanannya, “Setelah ini aku tidak akan seperti ini lagi, kuharap secepatnya.”
“Sudah makanlah cepat!”
Tak selang beberapa menit kemudian, Yukio telah menghabiskan makanannya. Ia segere menemui Ibunya di ruang tengah, rumah Yukio terletak dibagian selatan kubah kaca ini, jadi agak jauh dari basecamp. Yukio langsung duduk di depan ibunya.
“Ibu mau membicarakan apa?” tanya Yukio sambil memainkan jarinya.
“Ayahmu mencari desain kapal selam, tapi hilang, kau tau di mana?” tanya Ibunya.
Tiba-tiba Yukio terlihat cukup kaget dengan pertanyaan Ibunya, “Ah, aku tidak tau apa-apa tentang design itu,” ia berdiri, “Baiklah, aku pergi dulu,” ia kemudian meninggalkan rumah.
***
Toko penyedia barang sudah merasakan keanehan pada barang-barang yang mulai berkurang. Padahal, barang-barang tersebut sangat jarang dicari oleh masyarakat. Kemudian, Shiro Mahiro selaku ketua pemimpin toko langsung melapor ke kantor presiden.
“Kepala Keamaan Jiro, tolong tingkatkan keamaan toko peralatan,” perintah presiden Yamato.
“Siap, Pak!”
Keadaan ini belum diketahui oleh GAIO, ini akan mempersulit penyelesaian kapal selam rakitan mereka. Pembuatan kapal tersebut sudah hampir jadi, sudah sekitar 70 hingga 80% sebelum memperkuat bagian luar mobil alias kapal selam.

Post a Comment