Pusat
Pertahanan Kota Miruka~
“Tolong
perhatiannya!” kata Komanda Pertahanan melalui mikrofon.
Seluruh
penduduk yang dievakuasi ke Pusat Pertahanan diam dan menghadap ke arah
Komandan. Seluruh penduduk terlihat sangat ketakutan, darah akibat terluka
masih ada di pakaian mereka. Komandan masih terdiam melihat orang-orang yang
ada di hadapannya.
“Kau bisa jamin
hidup kami?” teriak seseorang dari kerumunan.
“Iya! Apa kau
bisa jamin itu?” teriak seseorang lagi.
Gerutu-gerutu
tidak jelas mulai bergema di pelataran pusat pertahanan. Seluruh penduduk mulai
ribut dan tidak bisa diatur karena sangat takut akan kematian.
“DIAM!” teriak
Komandan.
Seluruh orang
langsung diam. Mengarahkan pandangan ke arah Komandan.
“Kami siap
mempertaruhkan hidup kami untuk menyelamatkan kalian, jadi tolong hargai kami,”
kata Komandan.
“Halah, dari
dulu tugas kalian memang begitu,” sahut seseorang dari kerumunan.
“Kami akan
mengirim kalian ke pusat pengungsian penduduk bumi, kami tidak bisa mengangkut
kalian sekaligus,” menghela nafas, “Jadi, yang didahulukan adalah anak-anak dan
wanita, untuk kaum lelaki nanti setelah seluruh wanita dan anak selesai,”
jelasnya.
“Apakah kita
berangkat malam ini Komandan?” tanya Kapten Ken.
“Ia, kita
biarkan para penduduk untuk beristirahat,” jawab Komandan.
Di antara
kerumunan~
“Yuno, malam
ini kita akan berpisah, jadi jaga diri,” kata Yuuki.
“Sejak kapan
perhatian denganku?” tanya Yuno.
“Mmm, entah,”
jawabnya singkat.
“Tadi pagi,
jika kita tidak mendapatkan senjata mungkin kita tidak berada di sini,” kata
Yuno, “Tapi, kenapa kamu bisa menggunakan senjata itu?” tanya Yuno.
Yuuki hanya
diam dan menatap Yuno. Tangisan karena kehilangan anggota keluarga, tangisan
karena tak memiliki tujuan di masa depan. Semua seakan berakhir saat
penyerangan hari ini. Yuji seakan ingin mengambil alih bumi, Yuji juga memiliki
beberapa tipe.
Di dalam
kantor pusat~
“Yuji yang
menyerang anakmu bisa beregenerasi,” kata Komandan.
“Saya juga
masih kaget dengan hal itu,” sahutnya Ken.
“Apa setiap
Yuji memiliki pelindung ataukah tipe yang berbeda?” tanya Komandan
“Hmm, mungkin
bisa, tapi kita hanya menghadapi dua Yuji tadi pagi,”
“Mungkin
setelah penduduk dibawa ke pengungsian, kita akan mencobanya lagi,”
“Siap!” jawab
Ken.
2 jam
sebelum keberangkatan~
“Semuanya! Tolong
perhatiannya, sekitar dua jam lagi kami akan membawa kalian dengan sepuluh
helikopter, jadi seperti pemberitahuan Komandan Guryu Hyaku tadi, kita harus
mendahulukan anak-anak dan wanita, lekaki belakangan,” jelasnya Kapten Ken, “Oh
ya, yang memiliki keterampilan perang bisa bergabung dengan pasukan,”
tambahnya.
Yuuki mengangkat
tangannya.
“Apa kau yakin,
nak?”
“Siap! Aku sudah
kehilangan segalanya, jika aku mati, itu adalah suatu kehormatan,” jawabnya.
“Baik, kau
boleh ikut, silahkan menuju training centre untuk mengetahui kemampuanmu,”
perintah Kapten Ken.
Tiba-tiba Yuno
berteriak.
“Ayah! Aku juga
akan bergabung dengan pasukan!” tegasnya.
“Tidak boleh! Kau
harus ikut ke pengungsian,” gertak Ayah Yuno, Kapten Ken.
“Tapi ...,”
terpotong.
“Tak ada
tapi-tapi, sebentar lagi helikopter akan berangkat,”
“Aku tak mau
berpisah dengan Yuuki,” katanya.
Yuuki terhenti
saat mendengar perkataan Yuno, lalu berjalan balik ke arah Kapten Ken dan Yuno.
“Kapten, aku
berjanji menjaganya!” tegasnya.
“Tidak! Sekali saya
bilang tidak ya tidak!” tegurnya.
“Kapten! Aku akan
menjaganya untukmu!” kata sambil berlutut.
“Berdirilah,
nak,” katanya memegang bahu Yuuki, “Jika kau mampu, lakukan saja kalau begitu,
tapi kalau terjadi apa-apa dengan Yuno aku akan membunuhmu,” kata setengah
berbisik ke arah telinga Yuuki.
“S-siap!”
katanya terbata-bata.
Beberapa penduduk
lelaki juga ingin bergabung, meski keluarganya tak menerima jika mereka harus
berpisah. Satu persatu helikopter mulai meninggalkan landasan. Lambaian tangan
tanda perpisahan, tangis, kesedihan, tak ada lagi kebahagian di sini.
“Baiklah, kita
punya 100 relawan yang ingin bergabung dengan pasukan,” kata Kapten Ken
berjalan di depan barisan, “Baiklah, kalian semua bisa ke training centre untuk
melatih keterempilan menemb kalian,”
Seluruh relawan
segera menuju training centre. Yuuki dan Yuno juga begitu. Dari 100 pasukan, 24
di antaranya adalah perempuan dan sisanya adalah lelaki. Kapten Ken mungkin
masih belum bisa menerima anaknya untuk ikut tergabung dalam pasukan. Tapi,
keinginan Yuno tak bisa ditolak oleh Kapten Ken.
To be continued~
Post a Comment