Rain Drop #05: Training Centre

Pusat Pertahanan Kota Miruka~
“Tolong perhatiannya!” kata Komanda Pertahanan melalui mikrofon.
Seluruh penduduk yang dievakuasi ke Pusat Pertahanan diam dan menghadap ke arah Komandan. Seluruh penduduk terlihat sangat ketakutan, darah akibat terluka masih ada di pakaian mereka. Komandan masih terdiam melihat orang-orang yang ada di hadapannya.
“Kau bisa jamin hidup kami?” teriak seseorang dari kerumunan.
“Iya! Apa kau bisa jamin itu?” teriak seseorang lagi.
Gerutu-gerutu tidak jelas mulai bergema di pelataran pusat pertahanan. Seluruh penduduk mulai ribut dan tidak bisa diatur karena sangat takut akan kematian.
“DIAM!” teriak Komandan.
Seluruh orang langsung diam. Mengarahkan pandangan ke arah Komandan.
“Kami siap mempertaruhkan hidup kami untuk menyelamatkan kalian, jadi tolong hargai kami,” kata Komandan.
“Halah, dari dulu tugas kalian memang begitu,” sahut seseorang dari kerumunan.
“Kami akan mengirim kalian ke pusat pengungsian penduduk bumi, kami tidak bisa mengangkut kalian sekaligus,” menghela nafas, “Jadi, yang didahulukan adalah anak-anak dan wanita, untuk kaum lelaki nanti setelah seluruh wanita dan anak selesai,” jelasnya.
“Apakah kita berangkat malam ini Komandan?” tanya Kapten Ken.
“Ia, kita biarkan para penduduk untuk beristirahat,” jawab Komandan.

Di antara kerumunan~
“Yuno, malam ini kita akan berpisah, jadi jaga diri,” kata Yuuki.
“Sejak kapan perhatian denganku?” tanya Yuno.
“Mmm, entah,” jawabnya singkat.
“Tadi pagi, jika kita tidak mendapatkan senjata mungkin kita tidak berada di sini,” kata Yuno, “Tapi, kenapa kamu bisa menggunakan senjata itu?” tanya Yuno.
Yuuki hanya diam dan menatap Yuno. Tangisan karena kehilangan anggota keluarga, tangisan karena tak memiliki tujuan di masa depan. Semua seakan berakhir saat penyerangan hari ini. Yuji seakan ingin mengambil alih bumi, Yuji juga memiliki beberapa tipe.
Di dalam kantor pusat~
“Yuji yang menyerang anakmu bisa beregenerasi,” kata Komandan.
“Saya juga masih kaget dengan hal itu,” sahutnya Ken.
“Apa setiap Yuji memiliki pelindung ataukah tipe yang berbeda?” tanya Komandan
“Hmm, mungkin bisa, tapi kita hanya menghadapi dua Yuji tadi pagi,”
“Mungkin setelah penduduk dibawa ke pengungsian, kita akan mencobanya lagi,”
“Siap!” jawab Ken.
2 jam sebelum keberangkatan~
“Semuanya! Tolong perhatiannya, sekitar dua jam lagi kami akan membawa kalian dengan sepuluh helikopter, jadi seperti pemberitahuan Komandan Guryu Hyaku tadi, kita harus mendahulukan anak-anak dan wanita, lekaki belakangan,” jelasnya Kapten Ken, “Oh ya, yang memiliki keterampilan perang bisa bergabung dengan pasukan,” tambahnya.
Yuuki mengangkat tangannya.
“Apa kau yakin, nak?”
“Siap! Aku sudah kehilangan segalanya, jika aku mati, itu adalah suatu kehormatan,” jawabnya.
“Baik, kau boleh ikut, silahkan menuju training centre untuk mengetahui kemampuanmu,” perintah Kapten Ken.
Tiba-tiba Yuno berteriak.
“Ayah! Aku juga akan bergabung dengan pasukan!” tegasnya.
“Tidak boleh! Kau harus ikut ke pengungsian,” gertak Ayah Yuno, Kapten Ken.
“Tapi ...,” terpotong.
“Tak ada tapi-tapi, sebentar lagi helikopter akan berangkat,”
“Aku tak mau berpisah dengan Yuuki,” katanya.
Yuuki terhenti saat mendengar perkataan Yuno, lalu berjalan balik ke arah Kapten Ken dan Yuno.
“Kapten, aku berjanji menjaganya!” tegasnya.
“Tidak! Sekali saya bilang tidak ya tidak!” tegurnya.
“Kapten! Aku akan menjaganya untukmu!” kata sambil berlutut.
“Berdirilah, nak,” katanya memegang bahu Yuuki, “Jika kau mampu, lakukan saja kalau begitu, tapi kalau terjadi apa-apa dengan Yuno aku akan membunuhmu,” kata setengah berbisik ke arah telinga Yuuki.
“S-siap!” katanya terbata-bata.
Beberapa penduduk lelaki juga ingin bergabung, meski keluarganya tak menerima jika mereka harus berpisah. Satu persatu helikopter mulai meninggalkan landasan. Lambaian tangan tanda perpisahan, tangis, kesedihan, tak ada lagi kebahagian di sini.
“Baiklah, kita punya 100 relawan yang ingin bergabung dengan pasukan,” kata Kapten Ken berjalan di depan barisan, “Baiklah, kalian semua bisa ke training centre untuk melatih keterempilan menemb kalian,”
Seluruh relawan segera menuju training centre. Yuuki dan Yuno juga begitu. Dari 100 pasukan, 24 di antaranya adalah perempuan dan sisanya adalah lelaki. Kapten Ken mungkin masih belum bisa menerima anaknya untuk ikut tergabung dalam pasukan. Tapi, keinginan Yuno tak bisa ditolak oleh Kapten Ken.
         To be continued~


Post a Comment