Pemulihan kota dan pelatihan militer adalah hal lazim di kota Tokuro
setelah penyerangan Kapten Levi lima tahun yang lalu. Ryu, Yui, dan Hyuga
mendapatkan misi pertamanya untuk membuat sebuah senjata. Karena sebelumnya
mereka telah membuat beberapa senjata, namun, mereka tidak pernah mencobanya.
“Siap! Selesai Pak!” jawab tegas kelompok HS.
“Coba jelaskan kelebihan senjata yang kalian buat,” kata tentara
pelatih.
“Kami beri nama senjata ini RX340, kelebihan senjata ini adalah dapat
mengeluarkan 100 peluru dalam satu kali tembak. Selain itu senjata ini memiliki
alat bidik otomatis sehingga mampu membidik dengan baik. Kelebihan lainnya
adalah RX340 ini terbuat dari bahan yang ringan,” jelas Ryu.
“Hancurkan sasaran bidik di sana,” sambil menunjuk sebuah robot latih.
Seluruh siswa pelatihan bertepuk tangan, melihat senjata yang dirakit
oleh mereka bertiga. Mereka bertiga hanya diam, tanpa senyum, wajah sama sekali
tak ada rasa gembira atau senang. Mereka yang saling menatap. Mereka bertiga tak pernah berhenti mengirim
pesan kepada pemerintah untuk memberi tahu pusat perdamaian agar robot tak
digunakan dalam perang, tetapi selalu gagal dan gagal.
“Malam ini, kita akan mengambil bahan untuk membuat senjata yang
kuat,” kata Ryu.
“Apakah kita menggunakan RX340? Atau gunakan sniper biasa saja,”
tanya Yui.
“Kita gunakan seperti biasa saja,” kata Hyuga.
Tepat pukul 23.00, mereka bertiga segera bergegas untuk menuju markas
tentara. Menggunakan helm yang didesign dapat melihat dimalam hari dan alat
komunikasi. Menggunakan jaket yang dilengkapi lapisan anti peluru, serta
berbagai peralatan.
“Ok, Yui buka akses untuk masuk,” Perintah Ryu.
“Hmm, tunggu, aku lagi mencoba mencarinya,” kata Yui sambil memandang
laptopnya.
“Hyuga, perhatikan sekitar, kamu sebelah kanan, aku sebelah kiri,”
perintah Ryu.
“Siap,” kata Hyuga.
Tak berapa lama kemudian, Yui berhasil membuka akses untuk masuk. Yui
segera memasukkan laptopnya kedalam tas, lalu mengeluarkan senjatanya. Sebuah
kesalahan fatal dilakukan oleh Hyuga.
“Siapa di sana?” teriak tentara penjaga gudang senjata.
Tapi, Ryu segera berlari menuju sang tentara dan menghantam perut
lalu belakang lehernya. Sang tentara pingsan sebelum memencet tombol darurat di
dekatnya. Hyuga bersyukur ada Ryu yang membuat pingsan sang tentara.
“Ayo cepat, ambil bahan dan peluru sebutuhnya saja,” kata Ryu.
Mereka mengambil beberapa perlengkapan senjata dan peluru untuk
membuat senjata selanjutnya di ruang rahasia. Mereka segera meninggalkan markas
dan kembali ke kamp pelatihan. Sebagai seorang tentara, mereka telah dilatih
untuk hal ini. Human Strenght adalah kelompok rahasia yang beranggotakan tiga remaja
hebat, sengaja menjadi tentara untuk mendapatkan kemampuan yang hebat.
To Be
Continued~
Post a Comment