Burung Biru

Sosial media sekarang sudah sangat banyak. Seperti facebook, twitter, google plus, dll. Pokoknya anak muda sekarang lebih senang menuangkan isi hati mereka ataupun curhatan-curhatan nggak jelas. Terutama para jones (jomblo ngenes) hahaha, jangan masukkan dihati ya mblo.

Ini pengalamanku tentang dunia yang satu ini, dunia maya satu ini sangat simple. Biru, putih dan hitam lebih mendominasi dijejaring social ini. Betul, si burung biru atau twitter ini. Kita bisa berkicau sepuas hati dengan menggunakan 140 karakter saja. Kalau aku sih selalu berkicau hal-hal yang menurutku harus diketahui orang lain, jangan dikonotasikan kalau aku sama kayak jones. Aku dan jones hanya beda sedikit kok.
Kotak pemberitahuanku atau mention ada yang masuk. Akun yang menautkan akunku adalah seorang cewek yang berkomentar mengenangai gambar yang tadi aku upload, “Gambarmu keren xD”. Bukannya menyombongkan diri, tapi memang setiap kali aku mengunggah gambar pasti selalu dikomentari oleh teman dunia mayaku. Tapi, cewek ini berhasil menarik perhatianku.

“Hai,” kirimku lewat DM (direct Message)

“Hai, kenapa?” jawabnya.

“Boleh kenalankan?” tanyaku.

“Boleh-boleh aja xD, hehe,” balasnya.

Aku tidak membalas pesannya yang satu ini, aku masih nggak memberikan identitasku dengan jelas. Aku memang sangat tertutup dengan orang yang belum aku kenal, meskipun sudah kenalan, aku harus mengenalnya lebih jauh lagi agar tidak ada yang salah nantinya.

**

Mentari pagi bersinar cerah, ruangan kelas sangat terang karenanya. Pagi ini aku cukup cepat ke sekolah, biasa ada pr yang belum aku mengerti. Kalau nggak mengerti aku biasa bertanya ke teman-teman yang sudah tau, atau biasa yang sudah selesai langsung aku salin (tindakan satu ini tidak patut untuk dtiru, mohon dilakukan secara bijak).

Aku masih memandang ke belakang kelas, belakang kelasku itu taman sekolah jadi suasana agak tenang dan sangat sejuk dipagi hari. Aku menikmatinya dengan sangat mendalam sangat sangat mendalam.

“Pagi,” sahut seseorang dari belakang.

Aku menoleh ke belakang, “Pagi,” aku kaget.

Dia hanya tersenyum dan menuju tempat duduknya. Aku masih tak habis pikir, pagi-pagi darahku serasa berhenti mengalir. Tubuhku yang sedari tadi dingin kini tak merasakan apa-apa lagi.

“Kenapa bengong?” tanyanya

“He’eh, eeenggak kok, kamu anak baru?” tanyaku dengan nada yang terbatah-batah.

“Santai aja lagi, ia aku siswi baru, namaku Dian, kamu siapa?” tanyanya balik.

“Namaku Zacky,” sambil menyalami tangannya.

Listrik tegangan 1000 volt terhantar dari tangannya menuju jantungku yang menambah kecepatan irama detaknya. 1000 volt tadi yang membuat daya kejut yang sangat kuat hingga membuat jantung ini tak berhenti berdebar. Mata tak mampu berkedip melihatnya, rambut panjang terurai ke belakang, seragam SMP Harapan, pokoknya mata ini telah menerima sarapan dan kenyang hingga besok.

“Kamu pindahan dari mana?” tanyaku.

“Aku pindahan dari SMP Tunas Bangsa,” jawabnya.

Maklumlah, namanya cowok kalau lihat cewek cantik bisa saja, mulai dari tingkah laku ataupun sifatnya (Untuk yang satu ini tergantung bagaimana saya membuat ceritanya, tolong dibaca secara bijak xD). Ketika remaja mendapatkan sebuah kesenangan, maka itu adalah yang membuatnya termotivasi untuk mengerjakan sesuatu.

Tak berapa lama, hapeku berbunyi dari dalam tas, ternyata ada direct message yang masuk.

“Oh ya, hari ini aku sudah pindah sekolah loh,” tulisnya.

“Kok pindah? Gak betah di sekolah lama?” tanyaku.

“Hehe, gak juga sih, Papaku pindah tugas ke kota ini aja,” jawabnya.

Pemilik akun @AoikoChan (Gak perlu dicari, ini juga akun buatan aku sendiri, walaupun dicari gak bakalan didapat, aku aja belum buat xD) ini sangat misterius juga. Aku makin penasaran untuk tau siapa dia sebenarnya. Aku sekarang makin gencar untuk membuka topic pembicaraan.

“Ao, bolehkan aku panggil Ao, atau Ai aja, kan dalam bahasa Jepang, Ai itu artinya cinta,” kirimku.

“Yang mana bagusnya aja deh xD,” jawabnya.

“Oh iya, hari ini ada juga anak baru di sekolahku, namanya Dian,” kataku.

“Wah, asyik tuh, cantik gak? xD,” tanyanya.

“Jangan ditanya lagi, udah kelebihan cantiknya, hahaha,” jawabku.

**

Malam ini aku ada janji untuk kerja PR bersama Dian. Sesuatu yang langkah bukan? Bareng cewek cantik coy. (Jarang ditemukan di kehidupan nyataku, apalagi berdua, jangan harap, aku pantang untuk yang satu ini xD). Setelah berpakaian rapi aku bergegas ke rumah Dian yang nggak terlalu jauh dari rumahku. Sesampai di sana, Dian menjemputkan di depan rumahnya.

“Hai, Dian,” sapaku.

“Hai, ayo masuk,” katanya.

“Malam Pak, Bu,” kataku terbata-bata melihat kedua orang tuanya.

“Ayo kita ke ruang belajarku,” katanya sambil menuntunku menuju ke sana.

“Kamar tidurnya beda juga yah?” tanyaku.

“Iya, sengaja dipisahkan, karena ada ruang hijau di belakang jadi, ruang belajar kita di ruang hijau,” jelasnya.

“Tapi, gak baik di ruang hijau malam-malam, aku pernah dengar penjelasan ini dari guruku,” kataku.

“Tenang, gak apa-apa kok,” tegasnya.

“Ok, Ok, tanggung jawab yah kalau aku kenapa napa?”

“Ia ia,” sambil tersenyum yang membuat terdiam (Jeeeeenng)

Jadi, intinya malam ini kami belajar bersama, mendiskusikan pertanyaan dan soal yang agak rumit untuk dikerjakan sendirian. Mungkin inilah salah satu karisma terbaikku, aku dapat berteman dengan mudah kepada siapa pun. Pokoknya selalu senyum, baik, dan hal yang paling penting itu berpenampilan menarik, bersih dan wangi. Jangan berpakaian kurang rapi, karena kita akan judge  jelek oleh orang lain.

**

Siang ini, rencananya aku mau bahas kerja kelompokku dengan Dian ke @AoikoChan tapi setelah mengirim beberapa kata sapaan melalui tweet dan DM (direct message) tak ada tanggapan sekalipun. Aku mencoba melihat timeline-nya (sebut saja sekarang saya sedang stalker @AoikoChan). Ternyata eh ternyata dia sedang mention-an dengan akun @HaikalKun, mereka sangat akrab, ini memang sangat aneh, kenapa aku merasakan cemburu buta (tolong jangan dihiraukan).

Sekali lagi aku coba untuk mengirim sebuah pesan tapi tak ada tanggapan sama sekali, ini sangat membuatku kesal dan tahan melihat timeline-nya, ada keinginan hati untuk mem-block akunnya, tapi tombol block seperti ada dinding yang susah untuk dilewati (kayak dinding di Shingeki No Kyojin, dibayangkan saja dindinnya ada tiga lapis).

“Dian, aku mau cerita, boleh gak tuh?” melalui pesan teks.

“Ia Ky, boleh-boleh aja, kenapa?” jawabnya.

“Gini, aku tuh punya teman twitter, namanya @AoikoChan,” jawabku.

Dia agak lama membalas pesanku.

“Hmm, terus Ky?” tanyanya.

“Nah, tadi aku kirim pesan ke dia, tapi dia nggak balas-balas, nah aku periksa timelinenya, dia asyik mentionan sama akun @HaikalKun,” jelasku.

“Sabar,” jawabnya singkat.

“Iya :’),” kirimku.

“Ky, entar datang ke rumah yah? Ada yang mau aku kasih lihat,” pintanya.

“Oke deh, ngomong-ngomong jam berapa?”

“Jam 4 sorelah,”

“Oke oke,”

Aku penasaran dengan Dian, dia mau kasih lihat apa ke aku. Aku habiskan waktuku untuk menunggu dengan bermain game online, sebagai gamers ada yang hilang kalau nggak main sehari aja.

**

Sekarang sudah jam 4, aku bergegas pergi ke rumahnya Dian.

“Mau ke mana?” tanya Mama.

“Mau ke rumah Dian Mah, temen baru,” kataku.

“Jangan lama-lama yah?”

“Iya Mah,”

Tak berapa lama setelah berangkat dari rumah aku sekarang sudah sampai di depan rumah Dian.

“Hai Ky, ayo masuk-masuk, langsung ke kamar aja,”

“Oke, jangan lama yah, malu soalnya,” kataku.

“Santai aja lagi, aku mau ambil sesuatu,”

Tak berapa lama kemudian Dian datang membawa sebuah bingkai foto, yang ternyata ada dua gadis difoto itu, yang satunya dia, tapi yang satunya aku masih nggak tau.

“Itu siapa?” tanyaku.

“Namanya Amel,” jawabnya.

“Terus, hubungannya dengan aku apa?” tanyaku penasaran.

“Begini, dia itu adalah pemilik akun @AoikoChan,” jawabnya.

“Apa?” aku terkaget mendengarnya, aku menatap dalam fotonya.

“Ia, dia pemilik akun itu, sejak awal aku nggak mau bilang karena takut kamu kaget kenapa aku kenal dia,” jelasnya.

“Kamu apanya emang? Kok kenal?” tanyaku beruntun.

“Dia sepupu aku, dia juga seumuran dengan kita, kebetulan hari ini dia mau datang ke sini, jadi aku panggil kamu juga,” jawabnya.

“Datang? Ke sini? Ah nggak percaya,” jawabku.

Tak berapa lama kemudian, ada yang mengucapkan salam, dan itu adalah suara perempuan.

“Dian, Amel datang nih,” panggil Ibunya Dian.

“Ia Bu, tunggu!” jawabnya, lalu ke arahku, “Tunggu yah?” katanya tersenyum nakal.

Aku berdiri dan melihat keluar jendela. Pintu kamar yang tadi tertutup kini perlahan-lahan terbuka.

“Hai, @RyuuzakiKun,” sapa seorang cewek.

“Hah?” aku kaget karena akun anonimku disebutnya, dan akupun menoleh ke belakang, “@AoikoChan?” tanyaku terbata-bata.

“Yup, aku Amel pemilik @AoikoChan, maaf yah?” katanya.

“Kamu nggak kalah cantik dengan Dian,” kataku samar-samar.

“Maaf?”

“Eh maaf, ia kenapa minta maaf?” tanyaku.

“Gara-gara gak balas DM, aku keasyikan mentionan sama kakak aku yang ada di Jerman jadi gak perhatikan kalau ada DM yang masuk, pesan yang ini kan?” sambil memperlihatkan hapenya ke arahku.

“Etto, sumimasen, saya nggak tau jadi, ah saya malu sendiri jadinya,” kataku.

“Gak usah malu, kita bisa ketemu setiap hari kalau mau, besok surat kepindahanku ke sekolahmu sudah selesai,” katanya tersenyum manis.

Kami bertiga kemudian tertawa lepas, memandang sunset dibalik jendela kamar Dian. Sebuah pengalaman berkeliling di dunia maya dan berakhir indah di dunia nyata.



(Cerita ini hanya fiktif belaka xD)tanyaku terbata-bata.

belakang, "isebutnya, "terbuka.

dan itu adalah suara perempuan.

ni, jadi aku panggil kamu juga," dia, tapi

Post a Comment