Di Markas Besar
Tentara kota Tokuro~
“Kenapa bisa
kejadian yang sama masih saja selalu terjadi?” gertak Kapten Roy.
“Maaf pak, kami
lengah lagi, maaf!” ucap tegas penjaga gudang senjata.
“Sekali lagi
ini terjadi, akan ku potong tangan kalian!” ancam Kapten Roy.
“Siap! Kami
bersedia pak!” tegas para penjaga.
Markas Besar
Tentara terletak di sebelah utara benteng pertahanan, Ryu beserta yang lain
sering melewati tempat itu. Membuat sebuah catatan kecil, mencatat waktu
pergantian penjaga dan memperkiraan situasi pertahanan di gudang senjata
lengah.
Sementara itu
di lapangan latihan~
Sentak seluruh
pasukan muda terngangah, melihat sebuah mobile
suit dengan persenjataan lengkap. Senjata RUZ900 ukuran
cukup besar dan sebuah tameng dengan ujung lancip.
“Lihat! Hari ini kita akan belajar menggunakan ini,” kata pelatih.
“Kita akan menggunakan ini untuk perang?” tanya Key
“Betul! Jika nantinya ada penyerangan, kita bisa meminimalisir jumlah
korban,” jelas pelatih.
“Yosh, kita mulai saja, pak!” kata Key bersemangat.
Key, Key Nodul, dia tidak mengalami seperti apa yang terjadi oleh
kelompok HS. Keluarganya dan dia berhasil kabur menuju benteng pertahanan
sesaat setelah pasukan Kapten Roy dipukul mundur. Key, memiliki kekaguman
terhadap persenjataan yang ada pada dinding pertahanan. Keahlian Key adalah
dalam bidang penembak jitu.
Untuk kali ini kelompok hanya diam, mereka mempunyai ide lain setelah
mendapatkan sebuah mobile suit di
gedung rahasia mereka. Mereka berpikir untuk memperbaikinya, dan menjadinya
senjata yang cukup demi pertahanan mereka. Sebuah kemungkinan besar yang
digadang-gadangkan pemerintah adalah menyerang balik kota Hyuka dibawah
pimpinan Kapten Levi.
Kembali ke Markas Besar Tentara~
Sebuah pernyataan
yang tak main-main diucapkan Kapten Roy, Kapten Roy memiliki ambisi yang tidak
bisa dibendung untuk dapat membalaskan dendam rakyat kota Tokuro.
“Hari ini! Aku akan
menghadap kepada Raja Besar Hiruka Ouli untuk menyerang kembali kota Hyuka!”
kata Kapten Roy.
“Apa kau gila? Senjata
dan pasukan kita masih dalam tahap pelatihan! Jangan ucapkan hal gila seperti
itu!” tegur salah satu dewan besar keamaan kota Tokuro.
“Penyerangan
bukan kita lakukan saat ini, penyerangan akan dilakukan setelah semua pasukan
mahir menggunakan mobile suit, di saat mereka telah terlatih, kita takkan
terkalahkan!” jelas Kapten Roy.
“Jangan
korbankan pasukan lagi, cukup, kita perkuat pertahanan saja!”
“Hal gila yang
ku ucap tak lebih gila daripada yang kau ucap! Kau kira dengan hanya bertahan
kita bisa tenang! Benteng yang melindungi istana raja mungkin sudah bisa
dihancurkan!” kata Kapten Roy.
Kapten Roy
meninggalkan gedung dan pergi menggunakan jeep
menuju istana Raja Hiruka Ouli. Ia ditemani oleh sahabatnya, Ikuro. Setelah
melewati benteng pertahanan, Kapten Roy dan Ikuro bergegas menuju ruangan
tempat Raja Hiruka berada.
“Hormat kami
untuk Raja Hiruka Ouli,” kata mereka sambil membungkukkan badan.
“Ada apa
Kapten?” tanya Raja Hiruka.
“Begini, saya
memiliki wacana dan rencana setelah pasukan kita selesai dalam masa
pelatihannya untuk menyerang balik kota Hyuka. Menggunakan mobile suit yang kita buat, kita bisa memenangkan peperangan ini
dengan mudah,” jelas Kapten Hiruka.
“Kita tidak
bisa begitu, meski banyak luka lima tahun lalu. Pusat Perdamaian tidak akan
membiarkan kita melakukan ini. Kita akan dikeluarkan dalam organisasi dan tidak
mendapatkan bantuan,” kata Raja Hiruka.
Permintaan
Kapten Roy tidak disetujui oleh Raja. Akhirnya Kapten Roy memohon pamit dan
meninggalkan ruangan. Meski pergi dengan wajah yang kesal. Perintah Raja adalah
hal yang mutlak untuk diterima oleh semua rakyat kota Tokuro.
To Be
Continued~
Post a Comment