Human Strenght #6: Probability

Di Markas Besar Tentara kota Tokuro~
“Kenapa bisa kejadian yang sama masih saja selalu terjadi?” gertak Kapten Roy.
“Maaf pak, kami lengah lagi, maaf!” ucap tegas penjaga gudang senjata.
“Sekali lagi ini terjadi, akan ku potong tangan kalian!” ancam Kapten Roy.
“Siap! Kami bersedia pak!” tegas para penjaga.
Markas Besar Tentara terletak di sebelah utara benteng pertahanan, Ryu beserta yang lain sering melewati tempat itu. Membuat sebuah catatan kecil, mencatat waktu pergantian penjaga dan memperkiraan situasi pertahanan di gudang senjata lengah.
Sementara itu di lapangan latihan~
Sentak seluruh pasukan muda terngangah, melihat sebuah mobile suit dengan persenjataan lengkap. Senjata RUZ900 ukuran cukup besar dan sebuah tameng dengan ujung lancip.
“Lihat! Hari ini kita akan belajar menggunakan ini,” kata pelatih.
“Kita akan menggunakan ini untuk perang?” tanya Key
“Betul! Jika nantinya ada penyerangan, kita bisa meminimalisir jumlah korban,” jelas pelatih.
“Yosh, kita mulai saja, pak!” kata Key bersemangat.
Key, Key Nodul, dia tidak mengalami seperti apa yang terjadi oleh kelompok HS. Keluarganya dan dia berhasil kabur menuju benteng pertahanan sesaat setelah pasukan Kapten Roy dipukul mundur. Key, memiliki kekaguman terhadap persenjataan yang ada pada dinding pertahanan. Keahlian Key adalah dalam bidang penembak jitu.
Untuk kali ini kelompok hanya diam, mereka mempunyai ide lain setelah mendapatkan sebuah mobile suit di gedung rahasia mereka. Mereka berpikir untuk memperbaikinya, dan menjadinya senjata yang cukup demi pertahanan mereka. Sebuah kemungkinan besar yang digadang-gadangkan pemerintah adalah menyerang balik kota Hyuka dibawah pimpinan Kapten Levi.
Kembali ke Markas Besar Tentara~
Sebuah pernyataan yang tak main-main diucapkan Kapten Roy, Kapten Roy memiliki ambisi yang tidak bisa dibendung untuk dapat membalaskan dendam rakyat kota Tokuro.
“Hari ini! Aku akan menghadap kepada Raja Besar Hiruka Ouli untuk menyerang kembali kota Hyuka!” kata Kapten Roy.
“Apa kau gila? Senjata dan pasukan kita masih dalam tahap pelatihan! Jangan ucapkan hal gila seperti itu!” tegur salah satu dewan besar keamaan kota Tokuro.
“Penyerangan bukan kita lakukan saat ini, penyerangan akan dilakukan setelah semua pasukan mahir menggunakan mobile suit, di saat mereka telah terlatih, kita takkan terkalahkan!” jelas Kapten Roy.
“Jangan korbankan pasukan lagi, cukup, kita perkuat pertahanan saja!”
“Hal gila yang ku ucap tak lebih gila daripada yang kau ucap! Kau kira dengan hanya bertahan kita bisa tenang! Benteng yang melindungi istana raja mungkin sudah bisa dihancurkan!” kata Kapten Roy.
Kapten Roy meninggalkan gedung dan pergi menggunakan jeep menuju istana Raja Hiruka Ouli. Ia ditemani oleh sahabatnya, Ikuro. Setelah melewati benteng pertahanan, Kapten Roy dan Ikuro bergegas menuju ruangan tempat Raja Hiruka berada.
“Hormat kami untuk Raja Hiruka Ouli,” kata mereka sambil membungkukkan badan.
“Ada apa Kapten?” tanya Raja Hiruka.
“Begini, saya memiliki wacana dan rencana setelah pasukan kita selesai dalam masa pelatihannya untuk menyerang balik kota Hyuka. Menggunakan mobile suit yang kita buat, kita bisa memenangkan peperangan ini dengan mudah,” jelas Kapten Hiruka.
“Kita tidak bisa begitu, meski banyak luka lima tahun lalu. Pusat Perdamaian tidak akan membiarkan kita melakukan ini. Kita akan dikeluarkan dalam organisasi dan tidak mendapatkan bantuan,” kata Raja Hiruka.
Permintaan Kapten Roy tidak disetujui oleh Raja. Akhirnya Kapten Roy memohon pamit dan meninggalkan ruangan. Meski pergi dengan wajah yang kesal. Perintah Raja adalah hal yang mutlak untuk diterima oleh semua rakyat kota Tokuro.
To Be Continued~

Post a Comment