Human Strenght #12: Akhir Segalanya

Yui masih saja terbaring dipangkuan Hyuga.
“Hyuga, Ryu, kenapa aku tidak merasakan tanganku?” tanya Yui menahan sakit.
“Kau tidak merasakan ini,” kata Ryu yang segera memegang tangan Yui.
“Ia Ryu, aku tidak bisa merasakan ini,” kata Yui, “Aku kehabisan darah?” tanyanya.
“Jika darahmu habis, ada darahku dan darah Hyuga,” kata Ryu.
“Darahku banyak kok, tenang saja,” kata Hyuga yang daritadi meminta bantuan.
“Seandainya aku tak gegabah, aku mungkin tidak akan tertembak,” kata Yui sambil tersenyum.
“Ah! Sudah jangan dipikirkan,” kata Hyuga.
Sekitar beberapa menit kemudian petugas penyelamat datang dan mulai membawa Yui ke tempat aman. Ryu dan Hyuga kembali menyusuri setiap lorong yang gelap dengan sebuah light stick berwarna merah.
“Ryu, sebelah sana, ada ruangan yang terlihat terang,” kata Hyuga sedikit berbisik.
“Ok, kita ke sana, pakai helmmu, kita akan mencobanya,” kata Ryu yang mengeluarkan helm lalu memakainya.
Mereka dengan perlahan berjalan ke arah ruangan itu, Ryu mengangkat tangan dan menggenggam menandakan Hyuga harus berhenti. Ryu dan Hyuga mempersiapkan senjata buatannya RX340.
Rentetan seratus peluru menguasai sunyi di ruangan itu. Namun, hanya sebuah memo di sebuah kursi yang bertuliskan “Carilah aku semampumu, fokus dan bertahan.” Melihat kertas itu, Ryu dan Hyuga meninggalkan ruangan dan berlari menuju Kapten Roy.
“Kapten, kami tidak menemukan pemimpinnya!” ucap tegas Ryu.
“Sudah, kita akan kembali ke kota untuk beristirahat dan menyiapkan pasukan jika ada serangan yang datang,” kata Kapten Roy.
Seluruh pasukan kembali ke kota. Hyuga dan Ryu berada satu mobil dengan Yui yang terbaring lemah di pembaringannya. Hyuga dan Ryu memengan tangan Yui di kedua arah. Ryu sebelah kanan dan Hyuga disebelah kiri. Perjalanan ke kota Tokuro tidaklah memakan waktu. Suara pesawat melintas di atas mereka.
Kota Tokuro~~
“Semua pasukan yang terluka bawa ke ruang medis, seluruh pasukan boleh beristirahat, malam kita penuh dengan darah,” kata Kapten Roy. “Kita belum pemimpinya, mungkin mereka takut,” tambah kata Kapten sambil tertawa dan meminum air yang ada di hadapannya.
Seluruh pasukan melepas lelah dengan berbaring di halaman istana, tapi Ryu dan Hyuga bergegas ke ruang medis untuk melihat keadaan Yui yang sedang mengelami pendarahan.
“Senjata ini hebat!” kata Hyuga memperlihatkan RX340.
“Umm?” Yui setengah sadar.
“Kau masih tak kuat? Apalah?”  kata Hyuga mencubit pipi Yui.
Untuk pertama kalinya mereka betiga tertawa lepas seperti sekarang. Di balik pintu, Key, Agito, dan Obito berdiri sambil menenteng RUZ900.
“Baru kali ini kami melihat kalian tertawa,” kata Agito.
“Kalian tampak keren dengan canda tawa kalian itu, oh ya kenapa bisa Yui tertembak?” tanya Key.
“Aku yang gegabah untuk masuk ruangan duluan,” kata Yui.
“Ryu, Hyuga, kau hebat! Human Strenght bukan kelompok penentang robot, kelompok Human Strenght adalah kita, pembuat kedamaian,” kata Key.
“Ah, sudahlah, kelompok itu sudah tiada,” kata Ryu.
“Betul, kami adalah bagian dari kota ini, kami telah mengikhlaskan kepergian orang tua kami,” tambah Hyuga.
Akhirnya, kota Hyuka hancur oleh serangan kota Tokuro. Pemimpin kota Hyuka Raja Jiwop Hoss dan pemimpin pasukan perang Kapten Levi tidak ditemukan. Kerusakan di kota Tokuro dengan cepat diperbaiki kembali, kehidupan di kota Tokuro normal kembali. Tanpa adanya lagi peperanan, musuh lama telah hancur kembali.
[Tamat]

Post a Comment