Pusat
Pertahanan~
“Pak! Sebentar
lagi benda itu menambrak atmosfer!” kata seorang staf.
“Penghitungan
mundur untuk sampai daratan sekita semenit,” sahutnya.
“Ah sial!
Siapkan pasukan untuk mengevakuasi para penduduk,”
“Siap!”
Tempat jatuhnya
pesawat Yuji~
Seluruh pasukan
mengevakuasi penduduk dengan cepat. Karena didesak oleh waktu, para pasukan
kewalahan. Sebuah ledakan besar terdengar keras. Banyak penduduk yang penasaran
akan benda itu. Banyak dari mereka langsung berlari dan suara rentetan peluru membunuh
mereka semua.
“Ah sial! Bawa
mereka dengan cepat! Ada musuh tak dikenali di sini!” teriak Ken seorang tentara.
Tangisan,
ledakan, dan rentetan peluru tidak berhenti terdengar. Yuji menembaki pasukan
polisi yang membantu penduduk yang berlari. Satu persatu polisi mati terkena
tembakan.
“Hubungi kantor
pusat! Musuh kita tidak mempan dengan senjata ini!” kata Ken yang memegangi
bahunya yang tertembak.
“Siap! Apakah
kau baik-baik saja Pak!?” tanya anggotanya.
Sementara itu
di ruang kelas 3-A SMA Miruka~
Yuuki tidur di
kelas lagi. Guru mata pelajaran kali langsung mencubit telinga Yuuki dengan
keras. Yuuki terbangun dan melihat seisi kelas menertawainya.
“KELUAR!!” kata
sang guru.
Yuuki berjalan
keluar seperti biasa dan menuju ke atas gedung kelas. Ia kaget melihat ada asap
yang mengepul dari arah barat. Sebuah rentetan peluru dan suara ledakan
terdengar jelas di atas kelas.
“Ah sial! Ada
apa ini?” tanya sambil berlari menuju kelas.
Ia berlari dengan
cepat, ia segera mendorong dengan keras hingga terdengar suara akibat pintu
yang didorongnya.
“Yuno! Ayo kita
pergi!” katanya sambil menarik Yuno.
“Berhenti! Kau
mau apa?” tanya sang guru.
“Saya masih mau
hidup, pak!” tegasnya dan meninggalkan kelas dan menarik Yuno.
Sementara itu
di Pusat Pertahanan~
Seluruh staf
termasuk Kepala Pertahanan kota Miruka sedang dalam keadaan tertekan. Melihat
beberapa pasukannya mati dengan tragis. Banyak warga yang melompat dari gedung
dan mati secara tragis.
“Pak! Sekitar
10 menit lagi, 20 benda asing akan mendarat lagi di bumi. 4 akan mendarat di
sini, dan 16 lainnya tersebar di penjuru dunia!” sahutnya.
“Siapkan tank
dan senjata berat lainnya, kita butuh itu untuk mempertahankan kota!”
Seluruh pasukan
segera bergegas mempersiapkan senjata dan beberapa perlengkapan lainnya. Kepala
Pertahanan kota Miruka juga ikut dalam misi kali ini. Semua memakai pakai
tempurnya.
“Berangkat!”
Sementara itu
di tempat jatuhnya pesawat~
“Kapten, apa
kau baik-baik saja?” tanya anggotanya.
“Musuh kita
tidak mempan dengan senjata ini, apa ia tidak memiliki titik kelemahan, cih!
Sial!” katanya.
“Dia berhenti
menembak Pak! Jika diperhatikan ada sebuah pelindung tebal dipunggungnya. Tapi,
ini akan sedikit sulit, kita tidak mempunyai seorang penembak jitu di sini,”
jelasnya.
“Kapten!
Bantuan sudah datang!” potong seorang anggotanya.
“Ok baiklah,
kelihatannya mereka membawa senjata yang lengkap,” kata Kapten.
“Bagaimana
keadaan penduduk?” tanya Kepala Pertahanan kota Miruka.
“Cuma yang
selamat saja, sebagai lolos dari pengamatan kami dan mati saat makhluk aneh itu
keluar dari pesawatnya,” jawab sang Kapten.
“Kenapa dengan
musuh ini? Apakah tidak mempan dengan senjata?” tanya sang Kepala.
“Dia punya
titik kelemahan Pak, tapi agak susah menjangkaunya dan itu dilindungi,” jelas
Kapten.
“Dari mana kau
tau?” tanyanya.
“Menurut saya,
hanya bagian itu yang sangat terlindungi, bagian yang lain juga tidak mempan.
Mungkin karena lemah, ia melindungi punggungnya,” jelas Kapten, “Tadi, kami
juga menggunakan RPG tapi tidak mempan karena hanya mengenai dadanya,”
tambahnya.
“Dua penembak
jitu ke sana! Dua lagi ikut dengan mereka! Jangan lupa bawa RPGnya!” perintah
kepala Pertahanan namanya Guryu Hyaku.
“Siap!”
Keempat pasukan
tadi segera berlari ke arah gedung yang tunjuk oleh Kepala Pertahanan. Sebuah
misil diluncurkan oleh Yuji dan duaaaar keempat orang tadi hampir saja terkena
sebuah misil.
“Apa kalian
baik-baik saja? Kita tidak bisa langsung maju berempat, penembak jitu naik ke
atas, kami akan alihkan perhatiannya dari sana,” mereka kemudian berlari ke
tempat yang telah disetujui.
“TEMBAK!”
sebuah RPG ditembakkan ke arah Yuji.
“Penembak!
Tembak bagian itu!” perintahnya.
Sebuah peluru
melesat tajam ke arah pelindung yang ada dipunggung Yuji, pelindung punggung
Yuji telepas, cairan berwarna putih meluber keluar. Tiba-tiba, sebuah tembakan
dari RPG mengarah ke arah bagian itu. Duaaaar! Blassssst! Yuji hancur terkena
tembakan tadi.
Rumah kediaman
Yuuki~
“Ibuuu!!” Yuuki
berlari menuju tubuh sang ibu yang telah tak berjawa dibawah reruntuhan rumah.
“Yuuki, sudah
ayo kita pergi!” kata Yuno.
“Apa kau tidak
lihat ini? Apa kau buta Yuno!?” gertak Yuuki yang mulai menangis.
“Yushi! Ayah!”
tangis Yuuki bertambah melihat seluruh anggota keluarganya meninggal.
Yuno tak mampu
berkata apa-apa, tanpa disadari Yuno memeluk Yuuki yang menangis
sejadi-jadinya. Ia belum bisa menerima kepergian orang tuanya.
“Yuno!” Yuuki
berteriak dan mendorong Yuno ke sisi lain.
Yuji
menembakkan misil ke arah mereka. Yuno dan Yuuki segera berlari mencari tempat
persembunyi. Yuji terus menggunakan senjatanya untuk menembaki setiap serpihan
yang mereka pakai untuk berlindung.
“Yuno, di
sini!” Yuuki memanggil Yuno untuk masuk ke bawah banker rumahnya.
“Ini apa
Yuuki?” tanya Yuno.
“Tunggu aku nyalakan
lampunya,” menuju tempat saklar.
“Yuuki, apa
kita akan aman di sini?” tanya Yuno khawatir.
“Aku rasa kita
akan aman di sini,” kata Yuuki memegang tangan Yuno.
Sementara itu
Yuji yang tadi mencari mereka pergi.
To be
continued~
Post a Comment