Rain Drop #03: Destroyed

Pusat Pertahanan~
“Pak! Sebentar lagi benda itu menambrak atmosfer!” kata seorang staf.
“Penghitungan mundur untuk sampai daratan sekita semenit,” sahutnya.
“Ah sial! Siapkan pasukan untuk mengevakuasi para penduduk,”
“Siap!”
Tempat jatuhnya pesawat Yuji~
Seluruh pasukan mengevakuasi penduduk dengan cepat. Karena didesak oleh waktu, para pasukan kewalahan. Sebuah ledakan besar terdengar keras. Banyak penduduk yang penasaran akan benda itu. Banyak dari mereka langsung berlari dan suara rentetan peluru membunuh mereka semua.
“Ah sial! Bawa mereka dengan cepat! Ada musuh tak dikenali di sini!” teriak Ken seorang tentara.
Tangisan, ledakan, dan rentetan peluru tidak berhenti terdengar. Yuji menembaki pasukan polisi yang membantu penduduk yang berlari. Satu persatu polisi mati terkena tembakan.
“Hubungi kantor pusat! Musuh kita tidak mempan dengan senjata ini!” kata Ken yang memegangi bahunya yang tertembak.
“Siap! Apakah kau baik-baik saja Pak!?” tanya anggotanya.
“Sudah, cepat minta bantuan, kita kewalahan di sini!” katanya.
Sementara itu di ruang kelas 3-A SMA Miruka~
Yuuki tidur di kelas lagi. Guru mata pelajaran kali langsung mencubit telinga Yuuki dengan keras. Yuuki terbangun dan melihat seisi kelas menertawainya.
“KELUAR!!” kata sang guru.
Yuuki berjalan keluar seperti biasa dan menuju ke atas gedung kelas. Ia kaget melihat ada asap yang mengepul dari arah barat. Sebuah rentetan peluru dan suara ledakan terdengar jelas di atas kelas.
“Ah sial! Ada apa ini?” tanya sambil berlari menuju kelas.
Ia berlari dengan cepat, ia segera mendorong dengan keras hingga terdengar suara akibat pintu yang didorongnya.
“Yuno! Ayo kita pergi!” katanya sambil menarik Yuno.
“Berhenti! Kau mau apa?” tanya sang guru.
“Saya masih mau hidup, pak!” tegasnya dan meninggalkan kelas dan menarik Yuno.

Sementara itu di Pusat Pertahanan~
Seluruh staf termasuk Kepala Pertahanan kota Miruka sedang dalam keadaan tertekan. Melihat beberapa pasukannya mati dengan tragis. Banyak warga yang melompat dari gedung dan mati secara tragis.
“Pak! Sekitar 10 menit lagi, 20 benda asing akan mendarat lagi di bumi. 4 akan mendarat di sini, dan 16 lainnya tersebar di penjuru dunia!” sahutnya.
“Siapkan tank dan senjata berat lainnya, kita butuh itu untuk mempertahankan kota!”
Seluruh pasukan segera bergegas mempersiapkan senjata dan beberapa perlengkapan lainnya. Kepala Pertahanan kota Miruka juga ikut dalam misi kali ini. Semua memakai pakai tempurnya.
“Berangkat!”
Sementara itu di tempat jatuhnya pesawat~
“Kapten, apa kau baik-baik saja?” tanya anggotanya.
“Musuh kita tidak mempan dengan senjata ini, apa ia tidak memiliki titik kelemahan, cih! Sial!” katanya.
“Dia berhenti menembak Pak! Jika diperhatikan ada sebuah pelindung tebal dipunggungnya. Tapi, ini akan sedikit sulit, kita tidak mempunyai seorang penembak jitu di sini,” jelasnya.
“Kapten! Bantuan sudah datang!” potong seorang anggotanya.
“Ok baiklah, kelihatannya mereka membawa senjata yang lengkap,” kata Kapten.
“Bagaimana keadaan penduduk?” tanya Kepala Pertahanan kota Miruka.
“Cuma yang selamat saja, sebagai lolos dari pengamatan kami dan mati saat makhluk aneh itu keluar dari pesawatnya,” jawab sang Kapten.
“Kenapa dengan musuh ini? Apakah tidak mempan dengan senjata?” tanya sang Kepala.
“Dia punya titik kelemahan Pak, tapi agak susah menjangkaunya dan itu dilindungi,” jelas Kapten.
“Dari mana kau tau?” tanyanya.
“Menurut saya, hanya bagian itu yang sangat terlindungi, bagian yang lain juga tidak mempan. Mungkin karena lemah, ia melindungi punggungnya,” jelas Kapten, “Tadi, kami juga menggunakan RPG tapi tidak mempan karena hanya mengenai dadanya,” tambahnya.
“Dua penembak jitu ke sana! Dua lagi ikut dengan mereka! Jangan lupa bawa RPGnya!” perintah kepala Pertahanan namanya Guryu Hyaku.
“Siap!”
Keempat pasukan tadi segera berlari ke arah gedung yang tunjuk oleh Kepala Pertahanan. Sebuah misil diluncurkan oleh Yuji dan duaaaar keempat orang tadi hampir saja terkena sebuah misil.
“Apa kalian baik-baik saja? Kita tidak bisa langsung maju berempat, penembak jitu naik ke atas, kami akan alihkan perhatiannya dari sana,” mereka kemudian berlari ke tempat yang telah disetujui.
“TEMBAK!” sebuah RPG ditembakkan ke arah Yuji.
“Penembak! Tembak bagian itu!” perintahnya.
Sebuah peluru melesat tajam ke arah pelindung yang ada dipunggung Yuji, pelindung punggung Yuji telepas, cairan berwarna putih meluber keluar. Tiba-tiba, sebuah tembakan dari RPG mengarah ke arah bagian itu. Duaaaar! Blassssst! Yuji hancur terkena tembakan tadi.
Rumah kediaman Yuuki~
“Ibuuu!!” Yuuki berlari menuju tubuh sang ibu yang telah tak berjawa dibawah reruntuhan rumah.
“Yuuki, sudah ayo kita pergi!” kata Yuno.
“Apa kau tidak lihat ini? Apa kau buta Yuno!?” gertak Yuuki yang mulai menangis.
“Yushi! Ayah!” tangis Yuuki bertambah melihat seluruh anggota keluarganya meninggal.
Yuno tak mampu berkata apa-apa, tanpa disadari Yuno memeluk Yuuki yang menangis sejadi-jadinya. Ia belum bisa menerima kepergian orang tuanya.
“Yuno!” Yuuki berteriak dan mendorong Yuno ke sisi lain.
Yuji menembakkan misil ke arah mereka. Yuno dan Yuuki segera berlari mencari tempat persembunyi. Yuji terus menggunakan senjatanya untuk menembaki setiap serpihan yang mereka pakai untuk berlindung.
“Yuno, di sini!” Yuuki memanggil Yuno untuk masuk ke bawah banker rumahnya.
“Ini apa Yuuki?” tanya Yuno.
“Tunggu aku nyalakan lampunya,” menuju tempat saklar.
“Yuuki, apa kita akan aman di sini?” tanya Yuno khawatir.
“Aku rasa kita akan aman di sini,” kata Yuuki memegang tangan Yuno.
Sementara itu Yuji yang tadi mencari mereka pergi.
To be continued~

Post a Comment