Membuat Mood



 Jadi, besok itu (01/02/13) saya dan teman-teman disuruh untuk membuat pidato, nah ini contoh pidato saya :)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Yang terhormat, Ibu Wali Kelas IX.1 yang saya hormati dan teman-teman sekalian.

Mula-mula, mari kita ucapkan banyak kalimat syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi kita nikmat kesehatan sehingga dapat bersua kembali di kelas ini. Tak lupa pula kita kirimkan salam menyertai sholawat kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Pada kesempatan pada pagi hari ini, saya akan berpidato tentang bagaimana cara meningkatkan mood untuk melakukan sesuatu. Dari hasil blogwalking yang saya lakukan kemarin, saya mendapatkan kalimat ini.

“Para pemalas menggunakan mood sebagai alasan untuk tidak bertindak. Para idealis mengendalikan mood untuk menghalau kemalasan.” 

Untuk menciptakan mood, pertama kali yang harus diperhatikan adalah menyadari bahwa mood adalah sebuah pengkondisian secara sadar, bukan sebuah hal yang tidak bisa kita kendalikan. Banyak orang yang menganggap bahwa mood adalah sebuah situasi yang tidak terkendali sehingga mereka selalu menunggu kapan mood menjadi baik. Padahal, sebenarnya menyalahkan atas nama mood sama dengan mencoba membenarkan kemalasan. Para pelajar produktif adalah mereka yang menyadari secara penuh bahwa mood itu tergantung bagaimana mengkondisikan kondisi psikologis mereka.

Kedua, untuk menumbuhkan mood kita bisa istirahat sejenak. Bila kita sedang bosan atau jenuh dengan apa yang kita kerjakan. Saya kadang demikian, kadang menjadi jenuh. Namun untuk mengatasi kejenuhan itu, saya beristirahat, dengan bermain game, atau hal-hal yang saya sukai.

Jadi intinya adalah, jika kita masih menyalahkan mood atau menunggu mood datang, lalu kemudian melakukan sesuatu, sebenarnya itu tidak berbeda dengan membenarkan kemalasan. Mood itu tercipta dari reaksi kita terhadap suatu keadaan. Karena tercipta dari reaksi, maka mood benar-benar tergantung dari diri kita 100%. Jadi, sudah saatnya kita tidak berkata, “Aduh maaf saya sedang tidak mood”. Ini juga berlaku dalam konteks lainnya. Mood itu diciptakan, bukan hanya ditunggu, apalagi pasrah terhadap mood. 

Mungkin hanya itu yang bisa sampaikan, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Post a Comment