Siang itu
dipenuhi dengan canda dan tawa Farah dan Andy, jauh di pinggir gedung dekat
taman. Lelaki sedang bersedih hati, melihat Farah, wanita yang ia sukai sedang
bersama dengan Andy. Jika dibanding-bangingkan, Zackhy jauh dibawah Andy.
Zackhy adalah pribadi yang tidak tenang, dia tidak mengemban prinsip kertas
putih, karena memang ia tidak tau. Jangan kira dengan keadaan itu, Zackhy menyerah.
Tapi, dari hal itu Zackhy selalu punya semangat untuk bisa membuat Farah
tertarik padanya.
“Ndy, itu
Zackhy ya?” tanya Farah.
“Yang mana?”
Andy tidak melihat Zackhy.
Zackhy
meninggalkan mereka berdua di taman. Dengan kesal berjalan sambil mulut
komat-kamit mengoceh sendiri, “Mentang-mentang kamu keren,” terhenti saat Farah
ternyata sudah berada di depannya.
“Hai, tadi
kenapa?” tanya Farah.
“Nggak …,
nggak kok,” jawabnya.
“Ooh …,
marah?” tanya Farah sekali lagi.
“Buat apa?”
tanyanya sambil meninggalkan Farah.
Farah tak
melanjutkan pembicaraannya dan membiarkan Zackhy lewat. Salah satu modus lelaki
adalah berpura-pura membuat wanita itu merasa bersalah, agar mencoba mencari
simpati dari wanita itu. Tapi, apakah modus itu akan berhasil pada Farah?
“Farah, ayo
masuk kelas,” panggil Andy yang menunggu di taman.
“Ia,
tunggu-tunggu,” jawab Farah mempercepat langkahnya.
Saat kata “aku”
dan “kamu” menjadi “kita” adalah sesuatu yang sangat ditunggu oleh para remaja
yang masih muda dan terlalu mengerti mencintai dan dicintai. Agama saja
melarang pacaran, karena pacaran itu adalah jalan menuju zina, meski kita tak
menyadarinya.
Bersambung …
Post a Comment