Secarik kertas impian

Impian adalah sesuatu hal yang sangat berharga bagi sebagian orang. Seperti Tara dan Tiara. Mereka adalah seorang sahabat yang tak pernah terpisah. Tara dan Tiara kini bersekolah di SMPN 1 Bulukumba. Tara dan Tiara sudah bersahabat selama dua tahun, suka dan duka telah mereka rasakan bersama dan mereka berhasil melewati semua itu dengan ketabahan dan ketulusan hati.
Hari ini guru yang mengajar Tara dan Tiara tidak hadir karena ada acara yang mendadak yang di luar kota. Oleh karena itu, Tara mengajak Tiara membuat sebuah kertas impian yang akan di bacakan saat perpisahan nanti.
“Tiara, buat sesuatu donk!”, ajaknya.
“Mau buat apa Ra?”, tanya Tiara penasaran.
“Kita buat sebuah kertas impian, nah di dalam kertas itu kita menuliskan semua impian kita. Tanpa terkecuali!”, jelas Tara.
“Ok, mari kita buat. Kamu di sana aku di sini. Supaya kita tidak saling mengetahui apa impian kita, nanti setelah perpisahan kita membacanya bersama. Bagaimana? Setuju nggak?”, tanya Tiara.
“Oke deh, ayo kita buat sekarang!”, ajak Tara.
Setelah menulis surat itu Tara dan Tiara pergi mencari botol bekas untuk menyimpan kertas itu. Setelah Tara dan Tiara mendapatkan botol untuk menyimpan kertas itu, mereka langsung pergi ke bawah pohon persahabatan mereka. Meski itu hanya sebuah pohon mangga, bagi mereka tempat itu adalah tempat paling bersejarah dalam kisah persahabatan mereka.
Mereka menggali sebuah lubang dan menimbun botal kaca tersebut dengan hati bahagia. Setelah sebuah badan botol tertanam, mereka memberikannya sebuah tanda agar mereka ingat di mana mereka menyimpannya. Apapun yang terjadi, Tara dan Tiara berjanji agar botol tersebut tidak pernah di buka sampai hari perpisahan itu di laksanakan.

**
Sepulang sekolah, Tara dan Tiara berjalan bersama, tiba-tiba Tara merangkul bahu Tiara. Hal itu tidak pernah di lakukan Tara sebelumnya, namun kali ini Tara melakukan hal itu. Tiara kaget karena hal itu, iya karena baru kali ini ia merasakan yang namanya di rangkul oleh seorang lelaki. Meskipun Tara adalah sahabatnya.
Tanpa Tara sadari perasaan kepada Tiara mulai berubah, akan tetapi Tara tidak lupa menambah kalimat “Ingin berpacaran dan hidup bersama Tiara” di dalam kertas impiannya itu. Kebersamaan mereka membuat Tara jatuh cinta kepada Tiara. Tara hanya dapat menyimpan rapat-rapat perasaannya itu hingga hari perpisahan itu.
Keesokan paginya, seperti biasa Tara sudah menunggu Tiara di depan rumah dengan mengendarai sepeda miliknya.
“Tiara… Tiara… dah telat nihh”, teriak Tara.
“Iya Ra, tunggu!”, membalas dengan teriakkan yang cukup keras.
“Oke.. oke.. aku tunggu deh”, jawab Tara.
Tak berapa lama kemudian Tiara keluar dari rumah dengan membawa sepeda kesayangannya. Setelah itu, Tara dan Tiara berangkat bersama, kegiatan ini selalu terjadi di pagi setiap mereka akan berangkat ke sekolah. Di tengah perjalanan ban sepeda Tiara tertusuk paku.
“Kenapa?”, tanya Tara.
“Ini nih, ban sepeda aku kemps”, keluh Tiara.
“Wah parah nih, ban sepeda kamu tertusuk paku Ra”, jawab Tara.
“Jadi gimana nih?”, tanya Tiara kebingungan.
Tanpa pikir panjang Tara lasung membawa sepia Tiara ke salah satu rumah terdekat yang ada di situ.
“Tuh dah aku titipin, entar pulang sekolah baru kita bawa pulang, daripada kita telat ke sekolah, ayo naik gih ke sepeda aku”, ajak Tara.
“Naik sepeda? Dengan kamu?”, emang gak kenapa?”, tanya Tiara
“Ah bawel naik gih cepat, dah telat tau”, ajak Tara.
“Oke lah..”, jawab Tiara yang langsung duduk di boncengan Tara.
Hal ini juga baru kali ini terjadi, meski mereka sudah dua tahun bersahabat. Persahabatan mereka memang sangat tertutup. Lebih tepatnya Tiara itu anaknya aliem banget dan gak biasa di gituin sama seorang cowok. Di perjalanan Tara hanya dapat tersenyum bahagia, menikmati kebersama indahnya bersama Tiara. Suatu kejadian langkah yang mungkin takkan terjadi untuk kedua kalinya.
# 2 bulan kemudian.
Hari ini adalah hari ujian nasional. Tara dan Tiara lagi-lagi bersama, ia seruangan. Setiap hari di di lewati Tara dan Tiara dengan penuh semangat. Semangat akan lulus di sekolah ini. Untuk menggores sejarah persahabatan mereka di sekolah ini. Meski Tara harus lebih sabar lagi hingga semua perasaannya terbaca dan diketahui oleh Tiara.
#3 minggu kemudian.
Seminggu sebelum pengumuman dan perayaan pesta perpisahan. Tiara mengalami kecelakaan hingga nyawanya di panggil oleh yang maha kuasa. Ia Tiara meninggal, Tara langsung menuju rumah sakit untuk melihat Tiara. Sesampai di rumah sakit, Tara langsung memeluk tubuh Tiara  yang telah tak bernyawa lagi. “Kenapa kamu cepat meninggalkan aku Tiara?” tanya Tara kepada Tiara yang tak bernyawa lagi.
Kejadian ini samangat menusuk dan meluluh lantahkan semua impian Tara. Meratapi kepergian Tiara untuk selamanya, Tara tak sanggup, Tara tak bisa lagi berjalan. Tanpa Tiara di sisinya. Tibalah di hari pemakaman Tiara, Tara tak henti-hentinya berlinang air mata. Tara terima semua ini.
Seminggu setelah kepergian Tiara, Tara ke sekolah dengan keadaannya. Kesepian tanpa sahabat tersayangnya. Terpisahkan oleh ruang dan waktu, Tara hanya dapat mendo’akan Tiara yang kini mungkin telah berada di surga.
Teringat kertas impian itu, Tara langsung berlari ke bawah pohon persahabatan mereka dan menggali botol itu. Tara sangat penasaran dengan apa yang di impikan Tiara.
To : Tara Pratama
Impian aku ingin jadi orang sukses, sukses dengan pekerjaanku. Tapi kesuksesan itu takkan lengkap bila tanpa kau di sini Tara. Aku sayang kamu Tara. Tapi aku tidak merusak persahabat kita, maka aku hanya dapat menyayangimu dari jauh. Tetaplah jadi prang yang berarti buatku. Dan jangan lupakan aku.
Setelah membaca impian Tiara, Tara kembali berlinang air mata. Ternyata Tiara juga memiliki perasaan yang sama seperti perasaat yang dimiliki Tara. Namum kasih sayang itu harus Tara berikan kepada orang alin, bukan untuk Tiara yang kini telah berada di samping sang maha kuasa. (SELESAI)

Post a Comment