“Ting nun ...," suara jam dinding di kamarku menunjukkan tepat pukul 00.00. aku bergegas mengambil ponselku dari bawa bantal. Aku langsung mengirim kalimat yang berisi kata selamat ulang tahun sekaligus permintaan maafku kepadanya. Adel namanya, dia adalah teman sekelasku yang berulang tahun hari ini. Aku sengaja bangun hanya untuk melakukan ini, agar dia tau bahwa aku ingin sekali berteman dengan kembali seperti dulu.
Setelah mengirim sms itu, aku langsung tertidur dengan nyenyak hingga sang fajar menyinari bumiku. Aku begegas mandi dan berpakaian lalu ke sekolah. Tanpa sarapan pagi, aku hanya ingin melihat expresinya saat mengetahui bahwa aku yang pertamamengucapkan selamat padanya.
Sesampai di sekolah ternyata tak ada tanggapan sama sekalipun, walau kulihat di melirik sedikit ke arahku dengan tatapannya yang tajam. Aku sengaja membuang muka, yah namanya juga jual mahal. Hari ini guru mata pelajaran pertama telat masuk, maka Ibu Liah sebagai wali kelas kami masuk. Aku tau dia akan mengucap selamat ulang tahun dengan caranya. Dia sengaja membuat Adel menangis, tetapi, Ibu Liah langsung berdiri di depannya dan berkata ‘Selamat ulang tahun yah nak?” katanya sambil tersenyum. Aku langusng menghampiri Ibu Liah dan membisikkannya “Bu, kalau bisa Adel di tanyain tentang siapa yang mengucapkan selamat yang pertama”., kataku. Ibu langsung menanyakan hal itu kepada Adel. Aku hanya bisa terdiam dan menunudk lesuh saatku tau aku bukan orang yang pertama yang mengucapkan itu.
Aku sangat sedih dan bertanya, “Aku adalah yang pertamakan?”, kataku dalam hati. Dengan mengumpulkan percaya diri, aku langusng mendekati Adel yang biasa tak mau berada di dekatku.”Del… aku yang pertamakan?, kataku. “Bukan!”, katanya singkat. Walaupun aku selalu jadi yang ke dua. Mulai hari ini hubunganku dengan Adel mulai membaik seperti sedia kala. (SELESAI)
Post a Comment