Jatuh Cinta

          Tadi, waktu di sekolah, saya tidak sengaja bertanya kepada teman saya. Saya bertanya, apakah ia pernah jatuh cinta? Jawaban polos terlontar dengan mudah, "Saya belum pernah jatuh cinta." Orang yang saya tanya ini memang enggan untuk berbicara ke rana yang menuju hubungan percintaan remaja sekarang. Di kelas saya memang banyak yang belum pernah pacaran, karena mereka lebih mementinkan pendidikan, termasuk saya (Ini Jujur). Kalaupun bebicara cinta, pasti jawaban paling relevan adalah cinta kasih kedua orang tua kita. Teman yang saya tanya itu juga mengambarkan perbandingan antara cinta dan orang tua. Ia mulai mengambar sebuah lingkaran besar dan sebuah lingkaran kecil yang terlihat seperti titik di sampingnya. Ia langsung berkata, "Yang besar ini cinta kepada orang tua, dan yang kecil ini untuk orang yang nanti ...."

          Dia bilang, bahwa cinta itu tidak perlu di cari, dia juga katanya akan menunggu sukses dan menggapai semua keinginannya baru menentukan kapan titik kecil itu bergabung dengan lingkarang besar. Jadi, patutkan remaja sekarang lebih mementingkan pacarnya daripada mementingkan urusan pendidikannya. Pacaran juga bukan hanya banyak negatifnya, saya di sini tidak, menyuruh pacaran, dan tidak juga menyuruh kalian, untuk tidak berpacaran. 

         Coba bayangkan, setiap waktu kita habiskan untuk BBM-an, SMS-an, Teleponan, dengan si Doi. Waktu cuma habis untuk dia. PR dan tugas menumpuk untuk dikerjakan. Apalagi sekarang pacaran sudah mencakup umur yang luas, mulai SD, SMP, SMA, sampai kuliah. Jadi mulai sekarang, kita juga bisa mengkondisikan serta menyesuaikan waktu agar tidak terjadi benturan antara pacar dan sekolah.

        Saya seorang Muslim, juga sering membaca artikel tentang larang berpacaran karena pacaran adalah salah satu hal yang membawa kita ke titik perzinahan. Tapi, setiap individu memiliki pendapat tersendiri, jadi, mungkin sekian yang bisa saya sampaikan. (GG)

Post a Comment