Bukan Menjadi Kita (Part 6)

            Tanpa disadari, mereka bertiga kini telah akrab. Tapi, ada janji yang harus diucapakan Zackhy, seperti janji presiden untuk mengemban tugasnya. Begitu pula dengan Zackhy, janjinya adalah, “Kami, takkan goyah untuk bermusuhan, kami bukan mereka yang jatuh, kami adalah kami yang mengembang prinsip kertas putih.”


“Prinsip kertas putih?” tanya Zackhy.
“Jadi, prinsip kertas putih itu salah satunya adalah jangan menggunakan alat tulis secara kasar pada kertas, karena dapat merusak kertas itu,” kata Farah.
“Maksudnya, setiap dari kita harus saling menutupi kekurangan, sehingga tidak ada keretakan,” jelas Andy.
“Ooo, ia aku mengerti,” kata ada Zackhy mengerti.

Kini Zackhy telah mengerti apa itu prinsip kertas putih. Tak lama kemudian, bel  untuk masuk ke kelas. Mereka berjalan beriringan dengan wajah sumringah. Kantin, kursi, meja, menjadi saksi bisu persahabatan mereka bertiga. Ada banyak tanda tanya dalam pertemanan ini, kenapa mereka bisa bersatu, padahal Andy dan Zackhy mungkin rival. Tapi, apa yang tak mungkin di dunia ini jika.

Seminggu telah berlalu sejak mereka mulai bersatu, Zackhy, Farah, dan Andy. Mereka memang telah mengemban prinsip kertas putih dengan baik. Mereka saling menutupi kesalahan agar tak ada kerusakan dan keretakan keharmonisan di antara mereka semua.

“Jadi, kita kerja tugas bahasa Indonesianya di mana?” tanya Farah.
“Di taman,” kata Andy, “Tidak, kita ke sungai di belakang sekolah aja,” potong Zackhy.
“Jadi, kita di mana?” tanya Andy.
“Ikut Zackhy aja kalau gitu,” jawab Farah.

Mereka pun berjalan menuju belakang sekolah, mereka mencari tempat yang nyaman, dengan udara yang cukup segar. Air mengalir dengan sedikit suara bising dari arus sungai, air mengalir cukup deras dengan batu-batu yang kuat dan kokoh tempat mereka duduk.

Mengalir dengan cepat
Menjauh
Susah untuk kembali
Ku raih
Ku basuh ke muka

Andy dengan lantan membaca potongan puisinya, memperagakannya dengan sungguh. Farah dan Zackhy bertepuk tangan. Sekarang giliran Zackhy membaca puisinya.

Mata jauh memandang
Susah untuk ku dapatkan
Jauh di ujung
Aku masih tak tau cara menganggapainya
Andy dan Farah terdiam, penggunaan kata-katanya cukup tepat. Tiba-tiba, Andy mengeluarkan surat Zackhy dari dalam tasnya. Ia kaget, dan langsung menanyakannya.

“Zackhy? Kamu yang tulis ini?” tanya Andy.
“Kalau boleh jujur,” terpotong oleh omgongan Farah.
“Ooo kamu yang buat,” lalu tertawa terpikal-pikal.

Zackhy merasa tersinggung dan sakit hati mendengar tertawa mereka. Zackhy pergi meninggalkan mereka berdua di sungai itu.

Post a Comment