Tanpa
disadari, mereka bertiga kini telah akrab. Tapi, ada janji yang harus
diucapakan Zackhy, seperti janji presiden untuk mengemban tugasnya. Begitu pula
dengan Zackhy, janjinya adalah, “Kami, takkan goyah untuk bermusuhan, kami
bukan mereka yang jatuh, kami adalah kami yang mengembang prinsip kertas putih.”
“Prinsip
kertas putih?” tanya Zackhy.
“Jadi,
prinsip kertas putih itu salah satunya adalah jangan menggunakan alat tulis
secara kasar pada kertas, karena dapat merusak kertas itu,” kata Farah.
“Maksudnya,
setiap dari kita harus saling menutupi kekurangan, sehingga tidak ada
keretakan,” jelas Andy.
“Ooo, ia aku
mengerti,” kata ada Zackhy mengerti.
Kini Zackhy
telah mengerti apa itu prinsip kertas putih. Tak lama kemudian, bel untuk masuk ke kelas. Mereka berjalan
beriringan dengan wajah sumringah. Kantin, kursi, meja, menjadi saksi bisu
persahabatan mereka bertiga. Ada banyak tanda tanya dalam pertemanan ini,
kenapa mereka bisa bersatu, padahal Andy dan Zackhy mungkin rival. Tapi, apa yang tak mungkin di
dunia ini jika.
Seminggu
telah berlalu sejak mereka mulai bersatu, Zackhy, Farah, dan Andy. Mereka memang
telah mengemban prinsip kertas putih dengan baik. Mereka saling menutupi
kesalahan agar tak ada kerusakan dan keretakan keharmonisan di antara mereka
semua.
“Jadi, kita
kerja tugas bahasa Indonesianya di mana?” tanya Farah.
“Di taman,”
kata Andy, “Tidak, kita ke sungai di belakang sekolah aja,” potong Zackhy.
“Jadi, kita
di mana?” tanya Andy.
“Ikut Zackhy
aja kalau gitu,” jawab Farah.
Mereka pun
berjalan menuju belakang sekolah, mereka mencari tempat yang nyaman, dengan
udara yang cukup segar. Air mengalir dengan sedikit suara bising dari arus
sungai, air mengalir cukup deras dengan batu-batu yang kuat dan kokoh tempat
mereka duduk.
Mengalir dengan cepat
Menjauh
Susah untuk kembali
Ku raih
Ku basuh ke muka
Andy dengan
lantan membaca potongan puisinya, memperagakannya dengan sungguh. Farah dan
Zackhy bertepuk tangan. Sekarang giliran Zackhy membaca puisinya.
Mata jauh memandang
Susah untuk ku dapatkan
Jauh di ujung
Aku masih tak tau cara menganggapainya
Andy dan
Farah terdiam, penggunaan kata-katanya cukup tepat. Tiba-tiba, Andy
mengeluarkan surat Zackhy dari dalam tasnya. Ia kaget, dan langsung
menanyakannya.
“Zackhy? Kamu
yang tulis ini?” tanya Andy.
“Kalau boleh
jujur,” terpotong oleh omgongan Farah.
“Ooo kamu
yang buat,” lalu tertawa terpikal-pikal.
Zackhy merasa
tersinggung dan sakit hati mendengar tertawa mereka. Zackhy pergi meninggalkan
mereka berdua di sungai itu.
Post a Comment