Bukan Menjadi Kita (The Last Part)

            Keesokan paginya, mereka bertiga berpapasan di depan perpustakaan, Zackhy berlalu begitu saja. Andy dan Farah juga merasa bersalah karena terlalu merendahkan karya Zackhy. Kejadiannya begitu cepat berlalu, pola kaki Zackhy juga begitu cepat.


Di kelas, kembali seperti sedia kala. Zackhy kembali duduk lesuh di pojok kelas dengan buku menghalangan wajahnya. Andy dan Farah mendekati Zackhy.

“Khy,” sapa Andy memulai pembicaraan.

Zackhy terdiam dan berangjak dari tempat ia duduk lalu berjalan meninggalkan mereka berdua, tapi tangan Farah meraih tangan Zackhy.

“Beginikah?” tanya Farah.
“Alaaah, sudah jangan urus lagi urusanku!” berjalan meninggalkan mereka.

Andy dan Farah tak behasil meluluhkan hati Zackhy yang terlanjur sakit karena hinaan pada karyanya tempo hari. Di lain hal, Zackhy juga tak tega melakukan ini, tapi Zackhy mau membuat mereka merasakan bagaimana sakitnya dihina. Jangan pernah menilai seseorang karena suatu hal yang kalian tidak kuasai, karena apa yang ia kuasa mungkin tidak kalian kuasai.

Tapi, Zackhy juga berpikir, ini juga tidak baik, apalagi janjinya kepada mereka berdua, prinsip kertas mereka bertiga, dengan berbesar hati Zackhy kembali ke kelas dan menghampiri mereka.

“Maaf, aku memang terlalu lebay,” katanya sambil menunduk.
“Kenapa? Apa yang salah?” kata Farah berpura-pura melupakan yang terjadi sebelumnya.
“Aku memang yang terlau sensitive, aku yang tidak sabaran, aku memang bodoh,” jelasnya.
“Tidak ada kata bodoh, teman,” kata Andy.
“Mulai sekarang kita jangan lagi begini, janji?” kata Farah meraih kedua tangan sahabatnya itu.

Mereka pun kembali berbaikan. Karena sahabat, adalah mereka yang mampu membuat kekurangan kita menjadi kelebihan, dan sahabat juga adalah mereka yang selalu menutupi atau menjaga kita dari kejelekan.

“Prinsip kertas selanjutnya adalah jangan tekan kertas terlalu keras, karena dapat merusaknya,” katanya sambil menatap kedua sahabatnya.

Dan pada akhirnya, Zackhy dan Farah bukan menjadi kita dalam artian cinta monyet, tapi mereka menjadi kita sebagai sahabat yang mengemban prinsip kertas putih.
(TAMAT)

Post a Comment