Persahabatan adalah hal yang paling
menyenangkan. Apalagi saat kita sudah menginjak usia remaja. Usia saat kita
mencari jati diri kita yang tersebar seperti mozaik di seluruh bagian dunia. Di
sebuah tempat yang seperti mangkuk kaca besar yang berada di bawah air tepatnya
di dasar lautan yang luas. Tahun 2116, bumi sepenuhnya telah penuh dengan air.
Lima orang remaja sedang berkumpul di basecamp mereka. Basecamp mereka terletak
di sebelah barat kubah kaca ini.
“Hoi! Tolong diam!”
Minato Yukio, dia yang baru saja berteriak. Ia
adalah ketua dari kelompok yang tidak mempunyai nama ini. Dia yang paling
tinggi dan paling tua di antara yang lain. Rambut biru agak gelap dengan mata
yang biru berdiri di atas papan di tengah basecamp.
“Huh, selalu saja begitu.”
Kali ini, seorang gadis cantik bernama Haruka
Hitari. Rambut berwarna coklat dengan mata biru ini adalah salah satu gadis
yang ada di kelompok yang hanya beranggotakan lima orang ini.
Di ujung basecamp dekat jendela, dua anak
lelaki yang sedang sibuk bertengkar bernama Hizu Hiraki dan Hazu Hiraki. Yah,
mereka adalah saudara, tetapi tidak kembar. Hizu lebih dewasa tetapi cukup
kekank-kanankan. Ia bertubuh agak besar dengan rambut dan mata berwarna hitam
pekat sedangkan saudaranya bertubuh agak kecil dengan rambut berwarna kuning
dengan mata hitamnya.
Di samping Haruka ada gadis bernama Aoi
Hinata. Sesuai namanya, ia hampir sama dengan Yukio. Matanya juga berwarna biru,
tetapi rambutnya berwarna biru muda.
Kita akan tinggalkan kelima anak remaja tadi.
Kota bawah air, Mizu City. Sebuah kota yang sudah ada sejak 100 tahun lalu ini
tetap makmur hingga saat ini. Meski, penolong[1]
mereka tidak diketahui identitasnya. Tingkat pengetahuan dan teknologi di Mizu
City juga sangat maju. Setiap hari, panel surya raksasa dinaikkan ke permukaan
untuk mendapatkan energi dari panas matahari. Selama itu pula, para peneliti
dan ilmuan serta arsitek di Mizu City membuat rancangan untuk Mizu City yang
baru. Rancangan tersebut berupa pengangkatan Mizu City ke permukaan air, tetapi
kurangnya sumber daya seperti baja dan besi membuat itu agak sulit. Butuh
berton-ton baja dan besi untuk bisa membuat alat yang mampu mengangkat Mizu
City ke permukaan.
Perjalanan Mizu City untuk dapat melihat cahaya
matahari akan dimulai dari lima remaja yang mempunyai tujuan membawa Mizu City
ke bawah hangat matahari dan melihat terbit serta terbenamnya matahari di bola
air yang mengelilingi matahari ini.
[1] Orang yang mendesign dan membangun Mizu City