Kecewa?

Kecewa?
Hmm, tidak bisa saya bohongi, saya juga memiliki rasa kekecewaan. Terlalu bodoh jika saya mengungkapkan kekecewaan itu. Sebuah prinsip bodoh yang entah dari mana aku dapatkan. Dari dulu, saya tidak mau terlihat kecewa—meski memang. Ada kalanya saya harus rela menjadi orang lain karena hal bodoh seperti ini. Ya, saya memang seorang pengecut, tak mampu menggunakan lisan saya untuk mengungkap apa yang selalu dan mungkin akan saya pendam. Tidak untuk kali ini, saya akan mencoba menjelaskan secara mendetail – jangan harap terlalu jelas.

Entah mulai dari mana saya akan memulai cerita konyol nan bodoh seperti ini, tadi waktu pulang sekolah. Seorang perempuan spesial melontarkan pertanyaan seperti ini,
“Kamu tidak kecewa?—hm tepatnya seperti ini ‘Tidak kecewa jeki?’” menggunakan bahasa sehari-hari.
Lantas dengan tenang saya menjawab seperti ini,
“Mungkin saya akan terlihat munafik, jika saya mengatakan kalau saya tidak kecewa,”
Ya, pasti kalian mengerti apa yang saya maksud. Saya kecewa, cukup kecewa mendengar penjelasan seperti itu. Mungkin cerita seperti cerita cinta, tapi maaf ini dalam konteks pembahasan yang sangat jauh dari sana. Dan sebuah rahasia tidak mungkin saya ceritakan di sini—maaf.
Saya tau, bahwa artikel bodoh ini hanya akan menjadi pajangan di arsip blog milik saya. Jika kalian yang membaca ini mengerti  tentang kekecewaan yang saya maksud, pasti anda akan mencibir dan memandang saya sebelah mata. Ya, mungkin karena saya hanya menggunakan kata-kata. Dunia tidak nyata seperti di sini, akan sangat berbeda dengan kehidupan saya di dunia nyata. Mungkin karena saya sudah terlalu sering mendapatkan pengalaman seperti ini. Dan juga, penjelasan saya berbelit-belit.
Lalu, dengan tegas saya berdiri di hadapan perempuan ini yang sedang duduk di depan saya.
“Mungkin kecewa, tapi buat apa? Itulah sebuah keputusan,”
Kalimat itu terlontar, entahlah saya juga lupa kalau saya mengucapkan itu, tapi setidaknya saya mengucapkan kalimat yang maknanya sama seperti di atas – apaan!
あなた の まえ じゃ うそつき よ!
Anata no mae ja usotsuki yo!
Dihadapanmu aku seperti seorang pembohong”
~ YUI - Namidairo

Post a Comment