Kyaa xD

Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang suka cari perhatian ke seorang cowok?

Huft ~ Hal seperti ini menurut saya sangat menjengkelkan. Harapannya bisa jauh dari si perempuan, eh malah sok mencari perhatian dengan hal tidak jelas. Contohnya, memasang muka sok imut lalu bertanya dengan pertanyaan yang pasti si perempuan sudah tau jawabannya. 

Saya sering jual mahal ke teman perempuan yang saya rasa ada halnya dengan kata "Penganggu". Rasanya kalau lagi asyik cerita dengan teman yang lain, eh dia langsung iktu tanpa izin terlebih dahulu. Memang saya ini menjengkelkan, tapi saya dirindukan loh x.

Makanya, waktu saya masih merasa tenang di dekatmu jangan sekali-kali buat saya merasa bahwa kamu itu pengganggu. Karena saya tidak akan segan-segan untuk menjauh anda sedemikian mirisnya. Saya sudah belajar untuk tidak bisa menghiraukan orang yang saya anggap sebagai pengganggu. Bayangkan saja, kalau mereka terlihat sangat berharap dengan keberadaan saya. Tetapi, saat saya berada di situ, saya semacam dicampakkan dan dihiraukan.

Jangan pernah sia-siakan segala sesuatu yang memang tulus dari seseorang

Kecewa?

Kecewa?
Hmm, tidak bisa saya bohongi, saya juga memiliki rasa kekecewaan. Terlalu bodoh jika saya mengungkapkan kekecewaan itu. Sebuah prinsip bodoh yang entah dari mana aku dapatkan. Dari dulu, saya tidak mau terlihat kecewa—meski memang. Ada kalanya saya harus rela menjadi orang lain karena hal bodoh seperti ini. Ya, saya memang seorang pengecut, tak mampu menggunakan lisan saya untuk mengungkap apa yang selalu dan mungkin akan saya pendam. Tidak untuk kali ini, saya akan mencoba menjelaskan secara mendetail – jangan harap terlalu jelas.

Game Master

Bagaimana perasaan kalian saat kalian punya masalah tentang kurang mampu mengatur waktu belajar, kerja ini, kerja itu? Ya, pasti jawabannya ada pada diri kalian. Terutama diri saya yang merasa selalu salah dalam mengatur waktu. Kadang, sudah terhitungkan secara matang-matang, eh karena lupa mau lakukan hal itu, yang lain jadi hancur total, dan hasilnya gak jauh beda yang namanya kegagalan.
 

Cobaan

Sebuah semangat baru
Mendorongku menuju dunia baru
Senyum terlontar tanpa ragu-ragu
Tertawa terlepas begitu saja

Kadang, masih terdengar kata ragu
Berbagai hal yang masih sangat asing
Masih sangat sulit untuk kami jelaskan
Kurasakan lagi apa itu kasmaran

Rasanya cukup berat memaknainya
Jika memang ini yang terbaik
Ku coba jalani semua dengan tenang
Bahkan dengan cobaan seperti sekarang

Brawlers 4: Would You Hold Me?

Bahkan hingga akhir hayat orang tuaku, aku belum terlalu mengerti apa itu perpisahan. Aku hanya merasa bahagia bila bersama mereka, sebuah kesenangan yang renggut oleh entah siapa. Menembak mereka dengan sebuah pistol, membuat darah kedua orangtuaku membanjiri lantai rumah kami.

Brawlers 3: Protection

Aku terbangun dari tidurku, aku merasakan sakit dibagian kepalaku. Melihat seseorang tertidur dengan posisi sedang terduduk disebuah kursi. Megumi mungkin menungguku hingga sadar. Aku mengelus rambutnya beberapa kali.
"Kamu nyata atau hanya hidup dengan brawler itu?"
Pertanyaan itu sentak ku lontarkan ke arahnya dengan sedikit senyum. Aku memandang ke luar jendela, melihat bintang-bintang dan sebuah bulan yang terlihat sangat terang dari sudut pandangku. Sinar rembulan menyinari kami berdua, aku merasakan seluruh badanku sangat sakit dan sulit untuk digerakkan.

Brawlers 2: Shadows

Sebuah cahaya putih kembali menyelimutiku, membawaku bersama seorang gadis yang belum aku kenal. Tangannya menyentuh dadaku dan mengeluarkan sebuah kubus biru. Aku merasa melayang di tempat ini, kami berdua dikelilingi cahaya biru dan kemudian cahaya itu menghilang.
"Kousuke, brawler milikmu telah diaktifkan oleh brawlerku," kata Megumi ke arahku.
"Maksudmu, pedang yang ku pakai ada brawlerku?" tanyaku penasaran sambil menatap dalam mata berwarna merah indah Megumi.
"Ya, itu adalah salah satu bentuk brawlermu, kamu adalah seorang yang ku pilih untuk melindungiku," jawabnya.
"Melindungimu? Melindungi dari apa?" tanyaku tambah penasaran.
Kembali sebuah cahaya mengelilingi kami dan aku melihat telah berada di depan rumahku. Aku berlari masuk ke kamar.

Brawlers: Prolog and Beginning

 Prolog ~
Kehidupanku mulai berubah sejak ledakan besar yang terjadi pagi itu. Seorang perempuan memberiku sebuah kubus berwarna biru yang ia sebut itu adalah brawler. Kubus itu membuatku menjadi karakter baru dan berbeda dengan sebelumnya. Aku seorang anak yatim piatu yang ditinggal oleh kedua orang tuaku 10 tahun lalu. Mereka dibunuh oleh temannya sendiri. Kejadian itu membuatku trauma mempunyai teman.
Sejak kecil, aku tinggal bersama bibiku. Bibiku sudah ku anggap seperti Ibuku sendiri meski ku tau itu tak sama. Akibat brawler yang diberikan perempuan itu, banyak orang yang menginginkan brawler miliknya. Hingga ku sadari aku mampu menggunakan pedang, pedang itu berasal dari brawler milikku yang telah diaktifkan oleh brawler miliknya.
Brawler itu membuatku mampu menggunakan teknik pedang. Meski aku tak pernah belajar menggunakan pedang. Apalagi zaman ini, sudah banyak senjata api yang mampu mematikan musuh dalam sekejap. Tetapi, pedang ini juga memiliki kekuatan khusus yang bisa membuat orang mati dalam sekejap. Lawan-lawanku juga seorang pengguna pedang, serta berbagai macam brawler.