Pahami dan Selesaikan

Source: Kolekasi Penulis
Gufkun Online -- Pernahkan Anda merasa dicuekin? Tak dianggap? Tak dihargai? Tak bisa diharagi sama sekali, mari kita bahas bersama. Saya akan memberi sedikit saran yang bagi saya cukup bagus menurut saya -_-"

Pertama, kita harus melihat posisi kita ada di mana. Posisi kita sudah benar atau memang sudah salah dari awal. Jika memang sudah salah dari awal, berarti bukan mereka yang tidak menghargai Anda, tapi Anda yang tidak menghargai keberadaan mereka. Tapi, kalau dari awal kita sudah benar, berarti mereka yang tidak menghargai Anda/kita.



Go-Gumi: Chapter 2 - Mari Kita Mulai!

Mempunyai teman yang bisa diandalkan itu sangatlah menguntungkan. Sangat menyenangkan jika bisa selalu bersama, itu adalah sebuah persahabatan.
“Kita akan butuh banyak bahan untuk membuat kapal ini,” kata Yukio sambil memperlihatkan desain kapal selam miliknya.
“Kamu dapat dari mana?” tanya Haruka sambil menggaruk punggung tangannya.
“Aku mendapatkan ini di meja kerja Ayahku, tapi kurasa kapal ini sudah ada di laboratorim dan tinggal digunakan,” kata Yukio.
“Jangan, kalau kita mengambilnya kita bisa mati,” kata Hizu dan Hazu bersamaan.
“Baiklah, kita tak punya cara lain selain mengumpulkan peralatan yang ada.”
Sore ini, mereka berbagi tugas untuk mengambil, kasarnya mencuri berbagai peralatan yang mereka butuhkan. Meskipun misi ini adalah misi yang mempunyai tingkat kesukaran tertinggi, tapi mereka akan terus berusaha untuk mengetahui bagaimana itu dunia permukaan. Mereka berencana untuk ke toko alat-alat di dekat kantor presiden, mereka akan memulai operasi pada pukul 00.00. Alasan itu di ambil karena jam itu adalah jam istirahat para penjaga, jadi mereka punya waktu satu jam untuk mengambil barang secara bebas.
“Kita akan menyulap mobil ini menjadi kapal selam! Mari berjuang!” Yukio memberi semangat yang mengebuh-gebuh.
Yukio menjelaskan secara mendetail, bagaimana inti dari design itu. Mereka akan membuat mobil itu juga menjadi bisa terapung saat naik kepermukaan dan menjadi mobil yang bisa beroperasi di atas air. Mereka membutuhkan mesin yang tertulis di desain, mereka juga membutuhkan alat pendeteksi bawah air dan itu ada toko.
***
“Ayo kita mulai,” ucap Yukio dengan pelan sebelum menaiki tangga.
“Hinata dan Haruka, jaga di sini,” ucap Hazu.
“Jika terjadi apa-apa, gunakan alat komunikasi kita untuk memberi tau,” timpal Hizu kepada mereka.
Yukio, Hizu, dan Hazu dengan perlahan menaiki tangga. Mereka bertiga sudah mencapai salah satu pentilasi udara, sebagai ketua, Yukio yang pertama masuk ke dalam pentilasi. Mereka sudah hafal betul tempat ini, karena mereka selalu mencuri barang keperluan guild untuk memperindah mobil yang mereka anggap basecamp itu.
“Yukio, cepat turun, kita sudah 10 menit di atas sini,” ucap Hazu.
“Dasar bodoh, tunggu dulu!” gertak Yukio.
Perlahan Yukio menurunkan kakinya dan menginjak sebuah tangga yang memang sudah lama di situ. Ia kemudian menyentuh lantai toko dan mulai beraksi.
“Ambil alat las listrik di sana,” perintah Yukio.
Hizu dan Hazu mengambil dua alat las listrik, sedangkan Yukio masih mencari-cari beberapa barang untuk keperluan lain. Tiba-tiba, tanda merah pada alat komunikasi mereka menyala. Secepat mungkin mereka mengevakuasi barang curian. Di luar, dengan perasan was-was Hinata dan Haruka menerima barang itu. Tak lupa memindahkan tangga tadi, Yukio dan Hiraki bersaudara serta Hinata dan Haruka berjalan meninggalkan pusat kota dan menuju pinggir kota tepatnya di basecamp mereka.
***
“Ini adalah beberapa alat yang kita butuhkan, kita akan memulainya sekarang!” ucap Yukio dengan bersemangat.
“Sudah terlalu larut, Yukio-kun,” ucap Hinata.
“Tidak, ini adalah waktu yang paling tepat, karena orang-orang akan curiga melihat kita, jika dikerjakan sore ataupun pagi hari,” jelas Yukio.
Yukio mulai memotong jok tempat duduk mobil dan mengubahnya menjadi semacam kokpit kapal. Cekatan jarinya mulai merubah dalam mobil menjadi sedemikian rupa, bagian depan mobil di ubah menjadi untuk dua orang.
“Tempat ini untuk Hizu dan Hazu,” sambil memperbaikinya.
“Tunggu, biar aku yang menyelesaikan bagian itu,” kata Hizu.
Malam begitu larut, sehingga Hinata dan Haruka tumbang dan tertidur duluan di jok belakang mobil. Sedangkan, Yukio dan Hiraki bersaudara sudah semakin merasakan kantuk juga. Akhirnya mereka berlima tidur di basecamp.
***
“Yukio! Sudah beberapa minggu ini kau hanya pulang untuk makan!” gertak Ibu Yukio.
“Yang jelas aku selalu pulang, dibandingkan Ayah yang selalu di laboratorium,” balasnya.
“Kalimatmu itu kurang ajar, Ibu tidak pernah mengajarkanmu seperti itu,” tambah Ibunya.
“Oh begitu, maafkan atas kelancanganku,” ia melahap cepat makanannya, “Setelah ini aku tidak akan seperti ini lagi, kuharap secepatnya.”
“Sudah makanlah cepat!”
Tak selang beberapa menit kemudian, Yukio telah menghabiskan makanannya. Ia segere menemui Ibunya di ruang tengah, rumah Yukio terletak dibagian selatan kubah kaca ini, jadi agak jauh dari basecamp. Yukio langsung duduk di depan ibunya.
“Ibu mau membicarakan apa?” tanya Yukio sambil memainkan jarinya.
“Ayahmu mencari desain kapal selam, tapi hilang, kau tau di mana?” tanya Ibunya.
Tiba-tiba Yukio terlihat cukup kaget dengan pertanyaan Ibunya, “Ah, aku tidak tau apa-apa tentang design itu,” ia berdiri, “Baiklah, aku pergi dulu,” ia kemudian meninggalkan rumah.
***
Toko penyedia barang sudah merasakan keanehan pada barang-barang yang mulai berkurang. Padahal, barang-barang tersebut sangat jarang dicari oleh masyarakat. Kemudian, Shiro Mahiro selaku ketua pemimpin toko langsung melapor ke kantor presiden.
“Kepala Keamaan Jiro, tolong tingkatkan keamaan toko peralatan,” perintah presiden Yamato.
“Siap, Pak!”
Keadaan ini belum diketahui oleh GAIO, ini akan mempersulit penyelesaian kapal selam rakitan mereka. Pembuatan kapal tersebut sudah hampir jadi, sudah sekitar 70 hingga 80% sebelum memperkuat bagian luar mobil alias kapal selam.

Rise of The Nero Pillars: Chapter 1 - Altstad City

Salju turun dengan lebat di sepanjang jalan kota Altstad. Meski salju turun dengan cukup lebat, orang-orang tetap saja melakukan aktivitasnya seperti biasa. Orang-orang kota Altstad adalah pekerja yang sangat rajin. Mereka sangat suka dengan yang namanya bekerja karena berpikir hidup mereka akan berakhir jika mereka tidak memiliki uang.
Salju semakin lebat menyelimuti kota. Permukaan jalan semaki berwarna putih dan semakin licin. Seorang anak berlari menuju sebuah toko yang menjual banyak mainan. Sesampainya di depan tokoh, anak itu langsung masuk. Setelah beberapa lama, anak itu keluar membawa sebuah bola kristal putih.
“Akhirnya, uang cukup utnuk mendapatkan bola kristal ini,” ucap anak laki-laki itu.
Sambil memeluk bola kristal itu di dalam mantel kulitnya, ia mempercepat langkahnya. Uap putih terus keluar dari hembusan nafasnya, ia sangat kedinginan di cuaca kali ini. Sesampainya di depan sebuah apartemen, ia segera masuk sambil tak lupa memberikan senyum kepada petugas keamaan yang ada di depan pintu masuk.
“Aku akan meletakkanmu di sini,” ucap anak laki-laki itu sambil menyimpan bola kristal itu tepat di depan perapian.
Anak laki-laki itu mengelus-ngelus bola kristal lalu melengketkan tangannya ke muka. Ia merasa sangat kedinginan, padahal ia telah memakai selimut, menggunakan mantel, dan berada di depan tunggu perapian.
Anak itu terus memandangi bola kristal itu dengan sangat senang, sampai akhirnya ia tertidur dengan kepala disandarkan pada kedua lututnya sedang menekuk ke arahnya. Siang dan malam susah dibedakan karena awan mendung dan kurangnya pencahayaan membuat anak laki-laki itu tertidur lelap.
***

Go-Gumi: Chapter 01 - GAIO

Pagi yang cerah di bawah sini. Jarak antara permukaan air dan Mizu City terbilang tidak cukup jauh, cuma sekitar 40 hingga 60 meter saja. Jadi, jika melihat pagi atau malam sudah jelas. Beda saja jika terjadi hujan atau mendung di atas sana. Lima remaja itu sedang berjalan di pinggiran sungai buatan menuju basecamp mereka di sebelah barat Mizu City. Luas Mizu City juga tidak terlalu luas, sekitar 78,5 km2. Diameter lingkaran hanya 20 km, jadi sesuai perhitungan matematika, kita mendapatkan luas seperti yang ditulis sebelumnya.
“Yukio! Jangan terlalu cepat!” keluh Haruka yang memegang kedua lututnya.
“Jangan malas, ini masih pagi!” gertaknya.
“Kau terlalu kasar, Yukio-kun.”
Yukio memperlambat langkahnya setelah mendengar kalimat itu. Tak salah lagi, kalimat itu berasal dari mulut mungil Hinata. Haruka tak henti-hentinya mengomeli Yukio sedangkan Hizu dan Hazu hanya tertawa melihat Haruka marah-marah tidak jelas. Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di depan pintu masuk basecamp. Basecamp mereka adalah sebuah mobil tua besar yang sudah tidak dipakai lagi. Lagipula, di Mizu City ada aturan yang melarang penggunaan kendaraan bermesin karena dapat mencemari kadar oksigen di dalam sini.
“Yukio-san, kita akan membahas apa hari ini?” tanya Hazu sambil menyenderkan dagunya di bahu Yukio.
“Jauhkan kepalamu, bodoh!” Yukio menjauh, “Kita akan membuat nama kelompok kita,” ucapnya.
“Baru mau dibuat? Kenapa tidak dari dulu?” ucap Haruka beruntun.
“Ya! Kenapa tidak? Dasar bodoh!” ia kembali berdiri di tengah yang lain, “Nama grup kita adalah Guild All in One atau GAIO!” sambil mengepal kedua tangannya lalu di acungkan ke atas.
“Bagus,” ucap Hinata.
Yukio terlihat seperti tidak puas dengan jawaban itu. Teman yang lain seakan mengerti, kemudian mereka berdiri dan melakukan gaya seperti Yukio, lalu meneriakkan GAIO!
“Baiklah hari ini, senin, 6 April 2116, kelompok kita bernama GAIO!”
***
Mizu City juga mempunyai pemerintahan. Mizu City sendiri dipimpin oleh seorang presiden bernama Yamato Hira. Kantor Pemerintah Mizu City terletak tepat di tengah. Selain sebagai pusat pengatur keluar masuk oksigen dan penaikan panel surya, kantor ini juga berfungsi sebagai tempat orang-orang bersalah dan mempunyai kesalahan berat dihukum. Di bagian bawah kantor terdapat laboratorium dan di sebelah kanan kantor terdapat pusat pembuatan alat-alat keperluan yang dipantau langsung oleh presiden.
“Bagaimana laporan perkembangan ekonomi kita?” tanya pak presiden kepada ajudannya yang bernama Hitori.
“Sampai saat ini, kita masih dalam keadaan stabil, Pak,” ucapnya.
“Jangan biarkan kejadian seperti kemarin terulang, ingat itu.”
***
Senin, 2 Maret 2116
Seorang penduduk Mizu City melarikan sebuah senjata api dari kantor keamanan dan menuju kantor presiden. Hal yang memalukan ini terjadi karena keteledoran penjaga yang ketiduran disiang hari. Hari itu presiden sedang mengadakan rapat dengan menteri, presiden mendapatkan luka tembakan cukup serius di bahu kanannya. Sentak seluruh menteri kaget, orang yang menembak langsung dibekuk oleh petugas keamanan kantor.
“Lemparkan dia keluar!”
Kemudian, atas perintah langsung dari presiden. Orang itu kemudian di bawah ke ruangan pelemparan. Ia dipukuli sebelum di masukkan ke dalam kapsul.
“Luncurkan,” ucapkan kepala keamanan Jiro Hirata.
Orang itu kemudian dilesatkan dengan kecepatan penuh yang di dorong oleh mesin berkekuatan kuat. Kapsul tersebut berhasil menembus permukaan dan terlempar lebih jauh lagi kemudian mengikuti arus laut yang tak diketahui ke mana perginya.
***
Mobil tua itu sudah tidak lama digunakan, mereka berlima sudah lama menjadikannya tempat berkumpul. Yukio umurnya sudah menginjak 16 tahun sedangkan yang lain masih 15 tahun, pantas saja Yukio merasa dirinya menjadi seorang pemimpin. Ayah Yukio adalah pekerja di labarotorium Mizu City, sebagai ahli fisika.
“Kapan kita bisa keluar sana?” ucap Hizu sambil menempelkan wajahnya ke dinding kaca.
“Secepatnya, kita akan membuat sebuah kapal,” ucap Yukio dengan mudahnya.
“Kau hanya suka bermimpi dan berkhayal,” ucap Hinata dengan lirih.
Sekali lagi Yukio terdiam dibuatnya. Hazu dan Haruka hanya duduk di atas mobil tua itu. Yukio selalu membayangkan, bagaimana dunia permukaan itu. Di lahir dan besar di dalam kubah kaca ini, temannya yang lain juga begitu. Jadi pantas saja kalau mereka sangat penasaran dengan dunia asing di atas sana.

Bersambung...

Puisi: Tanpa Batas

Kala perasaan seperti ini datang menghampiri jiwa bebas
Rentan akan kisah dari setiap pengalaman yang terjadi
Menunggu setiap kasih dari setiap jeritan perasaan ini
Kukorek luka lama untuk mendapat perasaan ini

Lantas, akan kuapakan semua perasaan ini
Haruskah kubawa pergi bersama kisah yang lalu
Ataukah kubuka dan buat kisah yang lain
Kelak semua akan menjadi kumpulan video usang

Foto, air mata, tangis, tawa, dan kejutan
Bersatu dalam  bingkai kisah keharmonisan tanpa batas
Tanpa batas menuju jutaan kebahagian yang menyebar
Tersebar luas di seluruh bagian bumi entah tak tau arahnya

Kupadang sosok dengan wajah agak pucat
Kutau, kau menahan kantuk untuk bersedih
Terlihat garis hitam tebal di bawah kedua matamu
Kenapa harus mengorek luka lamamu...

Lebih baik kau mendengar tawa dan canda
Memerhatikan hati yang sedang dilanda lara
Hati yang dilanda bahagia tanpa batas
Kuatkan dirimu untuk jutaan cobaan tanpa batas

Ketika Anda Dijauhi Semua Orang

Gufkun Online -- Ternyata saat-saat seperti ini saya sedang banyak kata-kata yang ingin saya berikan kepada kalian--silent readers terutama. Disaat kalian merasa bahwa kalian telah dijauhi, dicampakkan, itu bukan berarti ada tak berarti di mata mereka, tetapi diri Anda yang membuat Anda merasa seperti dijauhi mereka.