Rain Drop #08: Rain Drop

Sebuah peluru RPG dilepaskan ke arah Yuji yang mendekati Yuuki dan Yuno. Yuuki mengalami luka parah dibagian kaki dan Yuno mengalami luka parah dibagian badan. Sepertinya mereka sangat sulit untuk di selamatkan dibagian ini. Jika Komandan dan pasukanny terlalu lambat bergerak, mereka bisa mati karena kehabisan darah. Yuji mengubah arah bidiknya ke arah Komandan dan pasukan, meski telah terkena tembakan tadi, ia tidak goyah. Jika dihitung, Yuji yang tertinggal di kota Miruka hanya tinggal dua. Tiga Yuji yang tak mempunyai kemampuan meregenarasi, dan dua lagi memiliki kemampuan itu.
“Ken! Tembak lagi!” perintah Komandan Guryu, “Lakukan tembakan tambahan, gunakan SMG atau senjata dengan kaliber yang lebih besar lagi,” tambahnya.
Tembakan demi tembakan mengarah ke arah Yuji beserta ledakan dari amunisi RPG. Tapi, Yuji tetap tak goyah dari tempatnya, merasakan keanehan itu. Komanda Guryu segera memerintahkan pasukannya untuk menambah prajurit pengguna RPG.
“10 orang lagi, gunakan RPG!” perintahnya.

Beberapa menit kemudian, Yuji menghilang sejalan dengan turunnya hujan yang cukup deras di daerah kota Miruka. Seluruh pasukan segera mengevakuasi Yuuki dan Yuno yang terluka.  Yuuki dan Yuno tak sadarkan diri ditengah hujan. Darah mereka bercampur dengan air hujan yang mengalir di sekitar  mereka. Kapten Ken tak bisa menyembunyikan kesedihannya, melihat sang putri dibawa menggunakan tandu menuju ruangan medis.
“Ayah...,” jerik lemah Yuno ke arah sang Ayah.
Yuno melihat Yuuki terbaring tak sadarkan diri disampingnya. Yuno memang perut bagian kanan dan meringis kesakitan karena bekas jahitan yang cukup membuatnya kehabisan darah. Untung saja, bagian vital tidak ada yang terluka. Sedangkan Yuuki, kaki bagian kanan dibalut oleh perban. Luka itu ia dapat karena sebuah serpihan akibat ledakan itu menancap dikakinya.
Tak berapa lama kemudian, Yuno kembali tak sadarkan diri. Yuuki juga masih tak sadarkan diri.
Ruangan Komandan~
“Anak-anak itu memang gila,” kata Komandan Guryu.
“Tapi, Yuji yang menyerang tadi hilang,” kata Kapten Natsu.
“Apakah ia takut air hujan?” tambah Kapten Tachi.
“Mungkin itu ada benarnya,” kata Kapten Natsu memegang dagunya.
“Tunggu, jika memang begitu, itu adalah senjata kita,” kata Kapten Fuyu.
“Maaf, terlambat,” potong Kapten Ken.
“Ya, tidak apa-apa, silahkan duduk. Jadi kita lanjutan pembahasan tentang Yuji yang ini,” kata Komandan.
Perdebatan ini berlangsung dengan suasana tenang, pendapat dikeluarkan oleh masing-masing. Mereka berkesimpulan bahwa Yuji itu takut pada air hujan, tepatnya saat hujan turun ia tak bisa berbuat apa-apa. Tapi, kecepatan atau cara menghilang Yuji yang ini agak berbeda. Tangan berbentuk seperti meriam, dan mempunyai daya ledak yang cukup besar. Lubang di dinding dan kerusakan di bagian pusat pelatihan segera diperbaiki. Lubang itu hanya diberi bata dan semen. Karena tak ada waktu untuk memiliki baja untuk menutup. Hanya sekitar beberapa meter saja yang ditutup, karena lebar dinding yang mencapai dua meter.
To be continued~

Post a Comment