Rain Drop #07: Again

Sudah hampir dua minggu setelah sejak penyerangan makhluk asing yang menyerang bumi. Hidup manusia juga mungkin telah terancam, sebuah serangan yang membuat manusia ketakutan. Mereka mati, bunuh diri, jatuh dari atas gedung.
Hari pertama penyerangan, 08:23, di dalam bunker~
“Aku sudah mulai takut,” kata Yuno, “Boleh aku bersandar di sini,” menunjuk bahu Yuuki.
“Mmm, silahkan,” kata Yuuki, “Yuno, kalau kita mati hari ini, besok kita tidak ada lagi ‘kan?” tanya Yuuki.
“Pastilah,” kata Yuno mencubit lengan Yuuki.
Mereka tertawa dengan candaan kecil itu.
“Yuuki, ada ruangan lagi di sana,” kata Yuno menunjuk pintu itu.
“Ayo ke sana,” Yuno berdiri, “Sini aku bantu berdiri,” sambil menarik Yuuki.
Mereka berdua menuju pintu itu, dengan perlahan mereka membuka pintu.
“Yuno, di sini ada senjata, AK47, SMG, dan amunisinya,” kata Yuuki mengangkat SMG jenis UZI.
“WAH! Tapi itu berat,” kata Yuno, “Tunggu, aku mau coba mengangkatnya,” mengambil sebuah AK47 yang lumayan berat.
“Hahaha,” Yuuki tertawa melihat Yuno mengangkat senjata itu.
“Ayo keluar, kita butuh ini untuk kabur,” kata Yuno.
“Ayo!”
Yuuki menggunakan dua SMG jenis UZI, Yuno hanya menggunakan AK47. Amunisi mereka simpan di saku, dan sisanya lagi di simpan di dalam tas kecil di pinggang yang mereka dapatkan di ruangan tadi. Dengan sangat hati-hati dan waspada, mereka keluar dari bungker.
“Aman, ayo keluar,” kata Yuuki dengan suara pelan dengan posisi senjata siap menembak.
“Yuuki, ke sebelah sana,” kata Yuno menunjuk sebuah gedung.
“Baiklah,”
Dengan posisi siap menembak, mereka berdua maju ke arah gedung. Sebuah misil meluncur dari belakang dan membuat sebuah ledakan yang membuat mereka terhempas.
“Tembak!” suara SMG yang ditembakkan terdengar sangat nyaring.
Mereka terus menembak, Yuji tidak mampu menbidik dalam keadaan terdesak seperti ini.
“Yuno, amunisiku habis, tolong atasi dulu,” kata Yuuki mengeluarkan amunisi dari dalam tas.
Belum sempat mengisi amunisi, sebuah misil diluncurkan lagi oleh Yuji yang sekali lagi membuat mereka terhempas.
“Ayah!” teriak Yuno yang melihat Ayahnya.
Sebuah RPG diluncurkan oleh pasukan dibawah pimpinan Kapten Ken, ayah dari Yuno. Peluru RPG berhasil menghancurkan temeng pelindung kelemahan dari Yuji. Tapi, Yuji meregenerasi tameng yang ada dipunggungnya dengan cepat.
“Tembakkan RPG sekali lagi, gunakan dua sekaligus,” perintah Kapten Ken.
Yuji terhempas jauh ke belakang, Yuuki dan Yuno berlari ke arah pasukan.
“Cepat! Kita tidak punya waktu,” kata Kapten Ken.
Setelah masuk ke dalam APC, seluruh manusia pemberani segera meninggalkan tempat kejadian. Mereka semua berhasil meninggalkan Yuji yang terlempar jauh ke dalam sebuah gedung.
Training Centre, sekarang, 09.12~
Dengan tatapan sendu, Yuno memulai pemicaraan dengan Yuuki.
“Pistol ini terlalu ringan,”
Yuuki hanya membalasnya dengan senyum, Yuuki terus menambak sasaran tembak yang ada 10 meter di depannya.
“Apa kau tak bisa bicara Yuuki?”
Yuno bertanya dengan tetap menembak sasaran. Yuuki tetap saja serius untuk menembak sasaran yang ada di depannya. Yuno langsung menembak sasaran tembak Yuuki.
“Itu sasaranku, kenapa kau tembak?” dengan muka agak kesal.
“Kau tidak memerhatikanku, jadi aku membuat sebuah inisiatif yang mungkin bisa berhasil, dan buktinya itu berhasil,” Yuno menjawab dengan senyum manis sekali lagi.
“Yuno, jika kita telah diperbolehkan ikut membasmi makluk itu, jangan terlalu jauh dariku,”
“Heee? Baiklah aku akan berjanji untuk itu,”
“Ok, ku pegang janjimu,” kata Yuuki menembakkan dua peluru dan mengenai bagian kepala dan perut tepat di tengah titik merah.
Lagi-lagi sebuah serangan terdengar diluar dinding. Ledakan kali ini terlalu keras dan membuat debu beterbangan di sekitar ledakan. Dinding yang hancur tak jauh dari pusat pelatihan. Alarm peringatan berbunyi, makhluk itu berhasil membuat sebuah lubang besar di dinding.
“Yuno! Kita harus belindung,”
Yukki memegang tangan Yuno dan berlindung dibalik sebuah barikade di luar gedung. Yukki hampir tidak percaya dengan apa yang dilihat. Yuji kali ini memiliki tinggi sekitar 3 meter dengan sebuah lengan berbentuk lubang dan entahlah, lubang itu sedikit mengeluarkan asap.
“Yuuki, tangannya ...” omongan Yuno terpotong.
“Aku juga mungkin sependapat denganmu,”
“Mungkin betul, tangannya itu bisa mengeluarkan rudal atau semacamnya, tapi aku masih tidak mengerti, semaju apakah teknologi di tempat mereka berasal,” lanjut Yuno.
“Kenapa tidak ada tentara yang keluar untuk menangani ini?” tanya Yuuki.
“Tidak, mereka semua ada di sana,” Yuno menunjuk ke arah atas gedung.
Yuji ini tetap diam di depan lubang yang ia buat. Kepalanya yang berbentuk aneh itu daritadi telah melihat ke sana sini, tapi kenapa ia belum melakukan serangan selanjutnya. Apakah ia menunggu waktu untuk mengisi ulang atau tidak, hmm entahlah.
Setelah mengisi peluru pistolnya. Sebuah pistol dengan 32 peluru tepatnya. Yuuki berlari ke arah Yuji yang dari tadi hanya diam. Satu tangan menumpuk tangan lain di gagang pistol, Yuuki mulai menembaki kepala Yuji, bagian mata. Mata hancur tapi dengan cepat matanya kembali membaik.
“Ciih!” ucapnya setengah kesal karena Yuji mampu melakukan regenerasi bagian tubuh yang hilang dengan cepat. Yuji hanya melihat ke arahnya dan tak melakukan apa-apa.
“Yuuki!!” teriak Yuno yang juga mulai berlari mengikut di belakangnya. Yuno juga menggunakan jenis pistol yang sama.
“Kenapa kau ikut?” sambil terus menembak.
“Hei kalian! Apa kalian gila?” teriak Komandan Guryu Hyaku.
Yuuki dan Yuno tidak mendengar perkataan Komandan. Mereka mulai menembak. Mata, mata, dan mata lagi, sembuh dan sembuh juga. Akhirnya tangan Yuji mengarah ke arah mereka dan menembakkan sebuah rudal. Mereka tergeletak 5 meter di depan Yuji. Yuji mulai berjalan ke arah mereka, dengan tangannya tetap membidik mereka.
To be continued~

Post a Comment