Sudah hampir dua
minggu setelah sejak penyerangan makhluk asing yang menyerang bumi. Hidup
manusia juga mungkin telah terancam, sebuah serangan yang membuat manusia
ketakutan. Mereka mati, bunuh diri, jatuh dari atas gedung.
Hari pertama
penyerangan, 08:23, di dalam bunker~
“Aku sudah
mulai takut,” kata Yuno, “Boleh aku bersandar di sini,” menunjuk bahu Yuuki.
“Mmm,
silahkan,” kata Yuuki, “Yuno, kalau kita mati hari ini, besok kita tidak ada
lagi ‘kan?” tanya Yuuki.
“Pastilah,”
kata Yuno mencubit lengan Yuuki.
Mereka tertawa
dengan candaan kecil itu.
“Yuuki, ada
ruangan lagi di sana,” kata Yuno menunjuk pintu itu.
“Ayo ke sana,”
Yuno berdiri, “Sini aku bantu berdiri,” sambil menarik Yuuki.
Mereka berdua
menuju pintu itu, dengan perlahan mereka membuka pintu.
“Yuno, di sini
ada senjata, AK47, SMG, dan amunisinya,” kata Yuuki mengangkat SMG jenis UZI.
“WAH! Tapi itu
berat,” kata Yuno, “Tunggu, aku mau coba mengangkatnya,” mengambil sebuah AK47
yang lumayan berat.
“Hahaha,” Yuuki
tertawa melihat Yuno mengangkat senjata itu.
“Ayo keluar,
kita butuh ini untuk kabur,” kata Yuno.
Yuuki
menggunakan dua SMG jenis UZI, Yuno hanya menggunakan AK47. Amunisi mereka
simpan di saku, dan sisanya lagi di simpan di dalam tas kecil di pinggang yang
mereka dapatkan di ruangan tadi. Dengan sangat hati-hati dan waspada, mereka
keluar dari bungker.
“Aman, ayo
keluar,” kata Yuuki dengan suara pelan dengan posisi senjata siap menembak.
“Yuuki, ke
sebelah sana,” kata Yuno menunjuk sebuah gedung.
“Baiklah,”
Dengan posisi
siap menembak, mereka berdua maju ke arah gedung. Sebuah misil meluncur dari
belakang dan membuat sebuah ledakan yang membuat mereka terhempas.
“Tembak!” suara
SMG yang ditembakkan terdengar sangat nyaring.
Mereka terus
menembak, Yuji tidak mampu menbidik dalam keadaan terdesak seperti ini.
“Yuno,
amunisiku habis, tolong atasi dulu,” kata Yuuki mengeluarkan amunisi dari dalam
tas.
Belum sempat
mengisi amunisi, sebuah misil diluncurkan lagi oleh Yuji yang sekali lagi
membuat mereka terhempas.
“Ayah!” teriak
Yuno yang melihat Ayahnya.
Sebuah RPG
diluncurkan oleh pasukan dibawah pimpinan Kapten Ken, ayah dari Yuno. Peluru
RPG berhasil menghancurkan temeng pelindung kelemahan dari Yuji. Tapi, Yuji
meregenerasi tameng yang ada dipunggungnya dengan cepat.
“Tembakkan RPG
sekali lagi, gunakan dua sekaligus,” perintah Kapten Ken.
Yuji terhempas
jauh ke belakang, Yuuki dan Yuno berlari ke arah pasukan.
“Cepat! Kita
tidak punya waktu,” kata Kapten Ken.
Setelah masuk
ke dalam APC, seluruh manusia pemberani segera meninggalkan tempat kejadian.
Mereka semua berhasil meninggalkan Yuji yang terlempar jauh ke dalam sebuah
gedung.
Training
Centre, sekarang, 09.12~
Dengan tatapan
sendu, Yuno memulai pemicaraan dengan Yuuki.
“Pistol ini
terlalu ringan,”
Yuuki hanya
membalasnya dengan senyum, Yuuki terus menambak sasaran tembak yang ada 10
meter di depannya.
“Apa kau tak
bisa bicara Yuuki?”
Yuno bertanya
dengan tetap menembak sasaran. Yuuki tetap saja serius untuk menembak sasaran
yang ada di depannya. Yuno langsung menembak sasaran tembak Yuuki.
“Itu sasaranku,
kenapa kau tembak?” dengan muka agak kesal.
“Kau tidak
memerhatikanku, jadi aku membuat sebuah inisiatif yang mungkin bisa berhasil,
dan buktinya itu berhasil,” Yuno menjawab dengan senyum manis sekali lagi.
“Yuno, jika
kita telah diperbolehkan ikut membasmi makluk itu, jangan terlalu jauh dariku,”
“Heee? Baiklah
aku akan berjanji untuk itu,”
“Ok, ku pegang
janjimu,” kata Yuuki menembakkan dua peluru dan mengenai bagian kepala dan
perut tepat di tengah titik merah.
Lagi-lagi
sebuah serangan terdengar diluar dinding. Ledakan kali ini terlalu keras dan
membuat debu beterbangan di sekitar ledakan. Dinding yang hancur tak jauh dari
pusat pelatihan. Alarm peringatan berbunyi, makhluk itu berhasil membuat sebuah
lubang besar di dinding.
“Yuno! Kita harus
belindung,”
Yukki memegang
tangan Yuno dan berlindung dibalik sebuah barikade di luar gedung. Yukki hampir
tidak percaya dengan apa yang dilihat. Yuji kali ini memiliki tinggi sekitar 3
meter dengan sebuah lengan berbentuk lubang dan entahlah, lubang itu sedikit
mengeluarkan asap.
“Yuuki,
tangannya ...” omongan Yuno terpotong.
“Aku juga
mungkin sependapat denganmu,”
“Mungkin
betul, tangannya itu bisa mengeluarkan rudal atau semacamnya, tapi aku masih
tidak mengerti, semaju apakah teknologi di tempat mereka berasal,” lanjut Yuno.
“Kenapa
tidak ada tentara yang keluar untuk menangani ini?” tanya Yuuki.
“Tidak,
mereka semua ada di sana,” Yuno menunjuk ke arah atas gedung.
Yuji
ini tetap diam di depan lubang yang ia buat. Kepalanya yang berbentuk aneh itu
daritadi telah melihat ke sana sini, tapi kenapa ia belum melakukan serangan
selanjutnya. Apakah ia menunggu waktu untuk mengisi ulang atau tidak, hmm
entahlah.
Setelah
mengisi peluru pistolnya. Sebuah pistol dengan 32 peluru tepatnya. Yuuki
berlari ke arah Yuji yang dari tadi hanya diam. Satu tangan menumpuk tangan
lain di gagang pistol, Yuuki mulai menembaki kepala Yuji, bagian mata. Mata
hancur tapi dengan cepat matanya kembali membaik.
“Ciih!”
ucapnya setengah kesal karena Yuji mampu melakukan regenerasi bagian tubuh yang
hilang dengan cepat. Yuji hanya melihat ke arahnya dan tak melakukan apa-apa.
“Yuuki!!”
teriak Yuno yang juga mulai berlari mengikut di belakangnya. Yuno juga
menggunakan jenis pistol yang sama.
“Kenapa
kau ikut?” sambil terus menembak.
“Hei
kalian! Apa kalian gila?” teriak Komandan Guryu Hyaku.
Yuuki
dan Yuno tidak mendengar perkataan Komandan. Mereka mulai menembak. Mata, mata,
dan mata lagi, sembuh dan sembuh juga. Akhirnya tangan Yuji mengarah ke arah
mereka dan menembakkan sebuah rudal. Mereka tergeletak 5 meter di depan Yuji.
Yuji mulai berjalan ke arah mereka, dengan tangannya tetap membidik mereka.
To
be continued~
Post a Comment