Judul artikel ini memang agak menggambarkan kekecewaan seseorang kepada temannya. Tidak ada kata bangsat sebetulnya, maunya gak usah pakai kata bangsat. Saya juga agak benci dengan orang selalu menggunakan judul artikel ini. Kita sebetulnya tidak boleh langsung menilai orang tanpa alasan yang jelas.
Ketidakpuasan kepada teman memang seringkali muncul, dan membuat kita agak emosi. Teman juga punya arti penting, tanpa mereka kita takkan mengerti apa pertemanan itu. Saya sering menemukan hal begini, saat saya butuh mereka tidak ada atau acuh tak acuh dengan masalah saya. Tapi, saat mereka butuh, mereka bukan mereka yang saya butuh sebelumnya, sangat berharap untuk saya bantu. Ini pasti agak menjengkelkan, tapi apalah arti sebuah teman kalau gak ada hal seperti itu.
Teman juga sebetulnya harus mengerti keadaan, bukan saja seenaknya langsung ini langsung itu. Kita juga harus pintar-pintar meredam emosi, 'kan gak baik juga kalau masalah kecil dibesar-besarin. Kalau teman kamu menjengkelkan atau sudah sangat keterlaluan gak usah diladenin kalau gak mau. Kalau diladenin biasanya makin menjadi, atau teman yang sok, udah tinggalkan saja, cari teman lain saja.
Hmmm, tapi tergantung kalian bagaimana menyikapi teman-teman yang seperti itu. Sekarang yang jujur dan bohong sangat susah dibedakan, jadi berhati-hatilah memilih teman. Jangan sampai salah arah dan menjerumuskan kalian ke arah yang salah.
Kesimpulannya, teman yang baik adalah mereka yang mengerti keadaan, serta kita akan menjadi teman yang baik bila kita mampu meredam emosi dan juga mengerti keadaan.
Post a Comment